Selain menjadi guru ngaji di tempat tinggalnya, Silvi juga menjadi ketua organisasi Persatuan Waria Kota Semarang (Perwaris) yang juga aktif melakukan kegiatan sosial.
Selain menjembatani kebutuhan anggota, Perwaris juga aktif berbagi rejeki ketika Bulan Ramadhan. Hal itu telah rutin dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu.
"Kalau sampai sekarang juga setiap Bulan Ramadhan kita iuran untuk membantu panti asuhan di Kota Semarang," kata Silvi.
Tak hanya membantu panti asuhan saja, setiap Bulan Ramadhan komunikasi tersebut juga aktif memberikan takjil gratis kepada masyarakat dan pengendara.
"Kalau takjil itu juga diambil dari uang iuran komunitas kami," imbuh dia.
Dengan adanya program sosial tersebut, dia berharap anggota Perwaris bisa diterima oleh masyarakat dan pemerintah.
Tak jarang dia mewakili Perwaris ikut berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Baca juga: Cerita Nursahit, Rusak Jembatan Kali Garang Semarang demi Keamanan Presiden Soekarno
"Teman-teman juga banyak yang dijadikan pembawa acara dan bernyanyi. Jadi, stigma negatif mulai berkurang dengan kegiatan sosial kita," kata dia.
Meski demikian, dia tak memungkiri jika anggotanya pernah ada yang menjadi korban kekerasan verbal, perundungan bahkan diskriminasi.
"Tapi sekarang sudah mendingan," imbuh dia.
Bahkan, saat awal-awal pandemi Covid-19 banyak anggota Perwaris yang kesulitan mendapatkan bantuan. Padahal, saat itu, banyak anggota yang kehilangan pekerjaan.
“Mayoritas pekerjaan kami di informal seperti salon dan penghibur di acara-acara. Tapi, saat pandemi lumpuh karena ada pembatasan kegiatan,” kata dia, sambil mengingat kejadian tersebut.
Akhirnya anggota Perwaris yang mempunyai rejeki lebih iuran untuk membantu anggota lainnya yang banyak kehilangan pekerjaan.
Meski tak seberapa, setidaknya bantuan tersebut bisa digunakan untuk bekal hidup selama beberapa hari.
“Bantuan sembako memang datang agak telat. Akhirnya pemerintah menyalurkan bantuan berupa sembako melalui komunitas,” ungkap dia.