Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paguyuban Sedap Malam Menghapus Stigma Negatif Transpuan

Kompas.com - 19/08/2022, 05:30 WIB
Khairina

Penulis

Misalnya, seperti pada haul ke-34 ponpes tanggal 4 September 2019 yang lalu.

Dengan legging warna cerah, rok tutu, dan t shirt, Sedap Malam yang bertanding melawan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) sukses mengocok perut penonton.

Untuk memenangkan pertandingan, mereka melakukan segala cara, mulai dari naik sepeda, didorong dengan gerobak, hingga memindahkan tiang gawang. Tingkah laku personel Sedap Malam membuat penonton terpingkal-pingkal.

Pemimpin Ponpes Nurul Huda Syarif Hidayatullah yang akrab disapa Abah mengatakan, ia tak pernah membeda-bedakan sesama manusia, tak pernah menyisihkan mereka, dan menganggap rendah transpuan.

Pesantren malah menggandeng Komunitas Sedap Malam setiap kali haul. Setelah tampil, mereka biasanya berkumpul dan mengobrol dengan Abah.

Menurut Lurah Pesantren Syaikhoni, dalam obrolan santai dengan Abah, secara tidak langsung Abah memposisikan diri sebagai orangtua. Jadi apabila anggota Sedap Malam butuh cerita apa saja, mulai dari kegelisahan atau apa pun, mereka bisa mencari Abah.

Pesantren, kata Abah, tidak pernah memaksakan transpuan harus berubah, kembali ke kodratnya, misalnya.

“Kami menerima semua golongan, tidak menghakimi,” katanya.

Bukan hanya Sedap Malam, setiap haul, pesantren mengundang beragam kesenian, mulai dari tradisional dan modern serta didatangi banyak kalangan. Lengger Banyumas, Gandrung Banyuwangi, dangdut, jaipongan, hanyalah sedikit dari penampil saat haul.

Lalu, pernahkan pesantren dihujat karena mengundang transpuan?

Syaikhoni menyebut, ucapan miring selalu ada tetapi pihak pesantren tidak pernah terpengaruh dengan omongan-omongan itu.

“Jangankan hal yang agak negatif, hal yang positif saja dibicarakan kok,” seloroh Syaikhoni lagi.

Pesantren yang berdiri 37 tahun yang lalu ini memang mengedepankan akhlak. Menurut Abah, manusia itu yang terpenting adalah berbuat baik, tidak merugikan orang lain, tidak merepotkan orang lain, dan tidak menyalahkan orang lain.

 

Membuat “rumah”


Bagi Damen, Sedap Malam tak ubahnya rumah untuk dia dan segenap anggotanya. Personel Sedap Malam sudah seperti keluarga, satu sakit semua ikut merasa sakit.

Bahkan, kata Damen, saat salah satu anggotanya sakit dan lalu meninggal dunia, hampir semua yang mengurus adalah anggota Sedap Malam.

Begitu juga jika ada anggota yang mau merenovasi rumah, misalnya, sumbangan itu datang dari anggota lain, misalnya berupa semen, pasir, seikhlas dan semampunya mereka.

Bagaimana pun, sebelum besar seperti sekarang, Damen mengedepankan akhlak dan perilaku.

Butuh waktu bagi dia untuk mengajari bagaimana berperilaku yang baik. Apalagi, kata Damen, transpuan cenderung lebih susah diajari.

Nek aku hajar ya tak hajar tenan,” ucap Damen.

Kerasnya upaya Damen ini juga membuat tak semua anggota betah. Ada juga yang keluar karena tak tahan dengan kerja keras serta aturan-aturan yang diterapkan. Ada yang bergabung karena menganggap bahwa Sedap Malam sudah pasti menghasilkan uang, sehingga ingin langsung tampil tanpa mau bekerja keras.

Baca juga: Pesantren Waria di Yogya Sambut Ramadhan, Kirim Doa hingga Intensif Belajar Agama
Dwi berkisah, saat bergabung dengan Sedap Malam, anggota diminta untuk menjaga komunitas, menjaga keluarga, dan menjaga usaha sendiri.

Itu sebabnya, anggota Sedap Malam dianjurkan untuk tidak melakukan hal-hal negatif.

“Selalu diingatkan agar tidak berbuat macam-macam karena kan sekarang juga bawa nama komunitas. Tapi, kami tidak bisa melarang orang pacaran ya, itu hak mereka,” kata Dwi lagi.

Sedap Malam, bagi Dwi, bagaikan rumah. Dia sempat mengalami masa kurang menyenangkan, saat diminta menyelesaikan SMK. Dwi merasa, hati dan jiwanya bukan di SMK, yang biasanya memang sebagian besar siswanya lelaki.

Dwi justru tertarik dengan rias pengantin, bidang yang sejak dulu ditekuni sang ibu.

Dia pun ikut kursus dan memperkaya diri dengan ilmu hingga jadi perias terkenal, selain menerima job menari bersama Sedap Malam. Salon Nawangwulan miliknya tak pernah sepi job.Di bulan Juli saja, sudah 20-an pelanggan yang antre.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com