“Ada yang bilang apa ya patut waria di Taman Mini. Aku perang sik. Aku ya duwe hak,” ujar Damen berapi-api.
Pementasan di TMII bisa dibilang sukses dan membawa nama Sedap Malam serta Sragen.
Bahkan, berkat pementasan itu, Sedap Malam diundang ke mana-mana. Menariknya, komunitas kesenian ini justru sering diundang oleh pondok pesantren.
Saah satu pondok pesantren yang paling sering mengundang Sedap Malam adalah Pondok Pesantren Nurul Huda Gondang, Plosorejo, Sragen.
Hampir setiap haul pesantren, Sedap Malam tampil untuk menghibur warga, santri, bahkan pimpinan daerah setempat.
Namun, bukan pentas tari atau ketoprak, Sedap Malam justru diminta bermain bola, tentu saja bermain sepak bola hiburan sehingga tak ubahnya pertunjukan.
Baca juga: Orang dengan HIV/AIDS hingga Transpuan Antusias Ikut Vaksinasi di Kota Serang
Misalnya, seperti pada haul ke-34 ponpes tanggal 4 September 2019 yang lalu.
Dengan legging warna cerah, rok tutu, dan t shirt, Sedap Malam yang bertanding melawan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) sukses mengocok perut penonton.
Untuk memenangkan pertandingan, mereka melakukan segala cara, mulai dari naik sepeda, didorong dengan gerobak, hingga memindahkan tiang gawang. Tingkah laku personel Sedap Malam membuat penonton terpingkal-pingkal.
Pemimpin Ponpes Nurul Huda Syarif Hidayatullah yang akrab disapa Abah mengatakan, ia tak pernah membeda-bedakan sesama manusia, tak pernah menyisihkan mereka, dan menganggap rendah transpuan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.