SEMARANG, KOMPAS.com- Namanya Silvi Mutiari (42), seorang transpuan yang tengah mengajari anak-anak di kampungnya untuk mengaji.
Rumahnya memang terletak di gang sempit yang hanya bisa dilewati sepeda motor, Jalan Randusari Spaen I No. 173, Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Meski begitu, selepas Shalat Ashar, anak-anak selalu berdatangan ke rumahnya dan duduk lesehan di atas selembar tikar.
Baca juga: Orang dengan HIV/AIDS hingga Transpuan Antusias Ikut Vaksinasi di Kota Serang
Lantas, Silvi yang mengenakan kerudung biru ini dengan sabar mulai mengajari anak-anak mengaji.
Sejak pandemi, Silvi menyulap ruangan salon bercat ungu itu menjadi kelas mengaji untuk anak-anak di sekitar kampungnya.
"Mulai mengajar mengaji itu pas awal pandemi. Kegiatan di masjid kan dibatasi, sementara tetangga sekitar ingin agar anaknya tetap bisa belajar mengaji. Akhirnya minta tolong ke saya untuk mengajari mengaji anak-anaknya di rumah saya," kata Silvi kepada Kompas.com, Selasa (5/4/2022).
Silvi bercerita selama dua tahun menjadi guru mengaji, tak memungut biaya kepada orangtua anak. Ia mengaku melakukannya dengan ikhlas.
Baca juga: Selama Pandemi, 11 Transpuan di Yogyakarta Meninggal karena Keterbatasan Akses Bantuan Obat
Bagi Silvi, membantu mengajari anak-anak untuk mengaji menjadi sebuah kesenangan tersendiri.
"Niatnya memang membantu jadi gratis tidak bayar. Karena tetangga sekitar sudah seperti keluarga sendiri," ucap Silvi yang juga seorang make up artist (MUA).