Penduduk Kota Semarang sangat heterogen, yaitu Jawa, Cina, Arab, dan keturunan.
Fasilitas transpotasi menunjang perkembangan Kota Semarang serta mendongkrak perkembangan Jawa Tengah.
Pelabuhan di Kota Semarang adalah Pelabuhan Tanjung Emas.
Stasiun kereta api di Kota Semarang adalah Stasiun Kereta Api Poncol dan Stasiun Kereta Api Semarang Tawang.
Terminal di Kota Semarang adalah Terminal Terboyo, Penggaron, Mangkang, dan Cangkiran.
Bandara udara di Kota Semarang adalah Bandara Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani.
Secara topografi Kota Semarang terdiri daeri daerah pantai, datara rendah, dan perbukitan.
Daerah pantai berada di bagian utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, dengan kemiringan antara satu persen sampai dua persen.
Dataran rendah merupakan kawasan bagian tengah dengan kemiringan antara 2 sampai 15 persen.
Daerah pebukitan berada di bagian selatan dengan kemiringan antara 15 sampai 40 persen, beberapa di antaranya memiliki kemiringan 40 persen.
Sesuai dengan letak geografis, wilayah Kota Semarang beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan April sampai September dan penghujan pada bulan Oktober sampai Maret.
Suhu udara berkisar 23 derajat celcius hingga 34 derajat celcius dengan kelembapan 77 persen.
Baca juga: Profil Kota Ambon
Kota Semarang berada di kaki bukit Gunung Ungaran. Ada sejumlah sungai yang mengalir di Kota Semarang, yaitu Kali Besole, Kali Silandak, Kali Beringin, Kali Siangker, Kali Kreo, kali Kripik, Kali Garang, Kali Candi, Kali Bajak, serta Kali Kedungmundu.
Sejarah Kota Semarang berawal sekitar abad ke 8 M, daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang Bergota), wilayah bagian Mataram Kuno.
Pada masanya, daerah itu merupakan pelabuhan yang di bagian depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan gugusan itu menyatu membentuk daratan.