Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Pembina Kebun Binatang Bandung Minta Sekda Pemkot Bandung Belajar Sejarah

Kompas.com - 21/07/2022, 14:00 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Anggota Dewan Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) - Kebun Binatang Bandung, Prof. Dr. I Gde Pantja Astawa, SH.,MH, menanggapi pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Ema Sumarna, kepada media, Rabu (20/7/2022).

Menurut Pantja, pernyataan Ema yang meminta agar masyarakat memisahkan antara masalah kepemilikan aset dengan penagihan tunggakan biaya sewa tidak memiliki dasar ratio legis dan logika hukum.

Pantja mengatakan, Pemkot Bandung menagih biaya sewa lahan kepada YMT karena mengaku sebagai pemilik lahan Kebun Binatang Bandung.

"Tagihan itu muncul karena pihak Pemkot Bandung secara apriori mengklaim bahwa lahan Kebun Binatang Bandung adalah asetnya, sehingga merasa berhak untuk menagih uang sewa kepada YMT yang disampaikan melalui Surat Peringatan (SP), SP 2, dan SP 3," kata Pantja melalui keterangan tertulis, Kamis (21/7/2022).

Pantja menuturkan, pihak kuasa hukum YMT pun telah melayangkan surat kepada Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD) Pemkot Bandung sebagai tanggapan sekaligus meminta bukti sah yang menunjukkan bahwa Kebun Binatang Bandung memang aset milik pemkot.

Baca juga: Duduk Perkara Polemik Kepemilikan lahan serta Tunggakan Biaya Sewa Kebun Binatang Bandung

Pasalnya, Pantja menjelaskan, pihak YMT memiliki tiga poin yang menjelaskan bahwa Kebun Binatang Bandung bukanlah aset milik Pemkot Bandung.

"Pertama, Legal Opinion yg dikeluarkan oleh Jaksa Pengacara Negara tertanggal 5 Mei 2014. Pada salah satu simpulannya tegas menyebutkan bahwa aset Pemkot Bandung bukan terletak di lahan Kebun Binatang Bandung," ujar Pantja.

Selanjutnya, Pantja mengungkapkan, Ridwan Kamil sewaktu masih menjabat sebagai Walikota Bandung pernah menyatakan di akun Facebooknya bahwa lahan Kebun Binatang Bandung bukan milik pemkot, melainkan milik pribadi atau yayasan.

"Ketiga, sekarang tengah berproses gugatan keperdataan di Pengadilan Negeri (PN) Bandung dari pihak Penggugat yang mengaku (akan) membeli lahan Kebun Binatang Bandung. Salah satu pihak yang digugat (Tergugat) adalah Pemkot Bandung," imbuhnya.

Baca juga: Bayi Tapir Lahir, Kebun Binatang Taman Rimba Tambah Anggota Baru

Sementara itu, terkait Sekda yang mempertanyakan legal standing YMT sebagai pengelola Kebun Binatang Bandung, Pantja menyarankan agar Ema mempelajari kembali sejarah keberadaan Kebun Binatang Bandung sejak masa Hindia Belanda hingga saat ini.

"Terutama belajar hukum (agraria, hukum tanah, hukum adat, yang terkait dengan tanah dan hukum administrasi negara yang berkaitan dengan urusan pemerintahan bidang pertanahan dan aset daerah)," kata Pantja.

"Serta peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tanah," jelasnya.

Pantja pun meminta agar Pemkot Bandung memeriksa kembali secara teliti perjanjian sewa lahan Kebun Binatang Bandung.

Sebelumnya, Ema mengatakan bahwa penagihan tunggakan biaya sewa merupakan masalah yang berbeda dengan polemik kepemilikan lahan Kebun Binatang Bandung.

Baca juga: Kebun Binatang Bandung Dituding Tunggak Uang Sewa Rp 12 Miliar Sejak 2007

"Dalam masalah hukum ini tak ada korelasi antara Yayasan Kebun Binatang dengan pemkot, yang ada itu masalah pemkot dengan si Steven Phartana yang mengaku sebagai pemilik lahan Bandung Zoological Garden," kata Ema, di Balai Kota Bandung, Rabu (20/7/2022), dikutip dari jabar.tribunnews.com.

"Kami sih sangat yakin bahwa itu (Kebun Binatang Bandung) aset kami. Saya bicara ini bukan dalam intervensi proses hukum yang berjalan, tetapi jelas kami harus yakin karena bukti-buktinya sangat valid," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com