KUPANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengeluarkan surat imbauan kepada warga untuk mewaspadai dampak gelombang Rossby.
"Kita sudah keluarkan surat imbauan kepada warga sejak kemarin," kata Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo, kepada Kompas.com, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Gelombang Rossby Ekuator Diprediksi Landa NTT 1 Pekan ke Depan, Ini Wilayah yang Terdampak
Ambros menyebutkan, peningkatan curah hujan diperkirakan akan terjadi hingga empat hari ke depan.
Menurutnya, surat yang dikeluarkan itu menginstruksikan kepada kepala pelaksana BPBD kabupaten maupun kota di NTT untuk memantau perkembangan cuaca di wilayah masing-masing.
Mereka juga diminta menyebarkan peringatan dini cuaca dari BMKG agar masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan.
Baca juga: Diduga Rem Blong, Pengendara Motor Bonceng Tiga Terjun ke Jurang di NTT, 1 Orang Tewas
BPBD NTT menginstruksikan agar masyarakat dikerahkan untuk mengevakuasi diri secara mandiri ke tempat aman jika terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam.
"Warga yang berdiam di lereng-lereng, bantaran sungai maupun dataran rendah untuk melakukan evakuasi mandiri. Menetapkan titik evakuasi serta memastikan jalur evakuasi diketahui, dan dapat dilalui di wilayah masing-masing," kata Ambros.
Baca juga: Kapal Motor Alami Patah Kemudi di Perairan Taman Nasional Komodo, 16 Penumpang Selamat
Dihubungi terpisah, Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Ni Putu Nonik Prianti mengatakan, gelombang atmosfer Rossby aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur sejak 21 Juni 2022.
Nonik mengatakan, musim kemarau di Indonesia termasuk NTT pada tahun ini disertai dengan adanya fenomena La Nina, atau kemarau basah.
Suhu muka laut di wilayah NTT, kata dia, masih hangat, sehingga suplai uap air masih cukup banyak. Kemudian didukung kelembapan udara dari lapisan atas hingga bawah yang cukup basah.
Baca juga: Keroyok 3 Warga hingga Babak Belur, 26 Pria di Kupang Ditangkap
"Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di NTT juga cukup tinggi," kata dia.
Dia menjelaskan, keberadaan siklon tropis Chaba di Laut Cina Selatan juga turut memengaruhi kondisi cuaca di NTT, karena menjadi daerah pertemuan dan belokan angin sehingga memberikan dampak pada peningkatan curah hujan.
Kondisi ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga empat hari ke depan.
"Kami akan terus memonitor dan segera memperbarui informasi cuaca, jika terjadi perubahan cuaca yang signifikan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.