Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Pekerja Migran Meninggal di Tahanan Imigrasi Sabah Malaysia Sepanjang 2022, Deportan: Neraka di Bumi

Kompas.com - 23/06/2022, 21:56 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - “Ada dua neraka, satu di akhirat, satu di dunia, di pusat tahanan sementara, di Sabah’’.

Kalimat tersebut,merupakan ucapan dari salah seorang deportan perempuan yang dipulangkan dari Malaysia melalui Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan Kalimantan Utara, pada Juni 2022 lalu.

Kalimat itu juga menjadi narasi pembuka dari keresahan yang disuarakan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) untuk memprotes pihak Malaysia terkait penyiksaan dan kematian Buruh Migran Indonesia, dalam Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Malaysia.

Baca juga: Jenazah Pekerja Migran Sudah Sepekan Tertahan di Malaysia, Tak Bisa Dipulangkan karena Keluarga Tak Punya Uang

Anggota KBMB Harold Wilson mengatakan, sepanjang periode Januari sampai Maret 2022, sedikitnya 18 WNI meninggal di pusat tahanan imigrasi Tawau, di Sabah, Malaysia.

‘’Ini hanya angka estimasi yang kami dapatkan dari satu Depot Tahanan Imigrasi (DTI) di Sabah. Sementara, ada lima DTI di wilayah Sabah,’’ujarnya, Kamis (23/6/2022).

Tingginya angka kematian yang dialami oleh buruh migran Indonesia telah menunjukan seluruh otoritas terkait di Sabah, dengan sengaja dan terus menerus tidak memenuhi standar kesehatan yang semestinya.

Kondisi ini, membahayakan keselamatan seluruh tahanan imigrasi, bahkan menghadapkan mereka pada resiko kematian.

Harold menegaskan, hal ini hanya bisa dicegah jika kondisi buruk di dalam pusat tahanan imigrasi diperbaiki.

Berbagai pelanggaran standar dan prinsip kesehatan di dalam pusat tahanan, wajib dikoreksi, dan berbagai perlakuan tidak manusiawi, harus dihentikan.

‘’Di kelima pusat tahanan imigrasi di Sabah, kasus kematian yang dialami buruh migran asal Indonesia terjadi secara terus menerus. Karenanya, angka tersebut adalah angka minimal. Kami yakin, jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi,’’tegasnya.

Penangkapan dan deportasi masal


Penangkapan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Bahkan ketika PMI sedang menuju perbatasan, untuk kembali ke Indonesia.

Sebagian besar peristiwa penangkapan berlangsung kolektif. Dalam peristiwa tersebut, terkadang ada PMI yang sebenarnya memiliki dokumen yang masih aktif.

Namun umumnya, dokumen tersebut dipegang oleh majikan, atau sedang dalam masa perpanjangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Berkunjung ke Pasar Pon, Pasar Hewan di Kabupaten Semarang yang Segalanya Ada

Berkunjung ke Pasar Pon, Pasar Hewan di Kabupaten Semarang yang Segalanya Ada

Regional
Perindo Protes karena Dilarang Pasang Baliho di Exit Tol Salatiga, Bawaslu Beri Penjelasan

Perindo Protes karena Dilarang Pasang Baliho di Exit Tol Salatiga, Bawaslu Beri Penjelasan

Regional
Mengenang Jejak Jalur Rempah di Kota Semarang Melalui Pameran Seni

Mengenang Jejak Jalur Rempah di Kota Semarang Melalui Pameran Seni

Regional
Bawa Rombongan Kampanye, Sopir Rental Hilang Misterius di Goa Terawang Blora

Bawa Rombongan Kampanye, Sopir Rental Hilang Misterius di Goa Terawang Blora

Regional
Tiga Kecamatan di Wonosobo Dilanda Longsor, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Tiga Kecamatan di Wonosobo Dilanda Longsor, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Regional
Dua Desa di Lombok Tengah Bersitegang, Kapolres Imbau Jaga Kondusivitas

Dua Desa di Lombok Tengah Bersitegang, Kapolres Imbau Jaga Kondusivitas

Regional
Aktivis Lingkungan Karimunjawa Terjerat UU ITE Berhasil Keluar Sel, Penahanan Ditangguhkan

Aktivis Lingkungan Karimunjawa Terjerat UU ITE Berhasil Keluar Sel, Penahanan Ditangguhkan

Regional
'Prank' Terjun ke Sumur Gara-gara Warisan, Pria di Banyumas: Ini Saya Tidak Ditolong?

"Prank" Terjun ke Sumur Gara-gara Warisan, Pria di Banyumas: Ini Saya Tidak Ditolong?

Regional
Keluarga Korban Erupsi Gunung Marapi Dipungut Biaya Visum dan Ambulans, Uang Dikembalikan

Keluarga Korban Erupsi Gunung Marapi Dipungut Biaya Visum dan Ambulans, Uang Dikembalikan

Regional
Ruang Farmasi dan Rawat Jalan RSUD M.Ashari Pemalang Terbakar, Pengunjung Panik

Ruang Farmasi dan Rawat Jalan RSUD M.Ashari Pemalang Terbakar, Pengunjung Panik

Regional
Detik-detik Pelajar SMK Tewas Dianiaya Oknum Polisi di Subang, Sempat Kejar-kejaran dan Dipukuli

Detik-detik Pelajar SMK Tewas Dianiaya Oknum Polisi di Subang, Sempat Kejar-kejaran dan Dipukuli

Regional
28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

Regional
Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Regional
Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Regional
Satpol PP DIY Dapat Seragam Baru Desainer dari Keraton Yogyakarta

Satpol PP DIY Dapat Seragam Baru Desainer dari Keraton Yogyakarta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com