Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Masnah Pecah, Suaminya Jadi Korban Tewas Tenggelamnya Kapal Pengangkut PMI Ilegal di Perairan Batam

Kompas.com - 23/06/2022, 18:45 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com-  Masnah (30), warga Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menangis, mengetahui kenyataan suaminya Ahmat Sapii alias Mat (38) ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di perairan Singapura.

Mat sapaan akrab Ahmat Sapii, merupakan salah satu korban kapal tenggelam yang mengangkut 30 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal.

Kapal yang ditumpangi Mat itu dihantam gelombang saat menyeberang dari Batam menuju Malaysia.

Baca juga: Petugas Pantai Singapura Temukan 1 Jenazah TKI Ilegal Asal Lombok NTB

Masnah mengungkapkan, dia pertama kali mengetahui sang suami meninggal dunia melalui informasi dari media massa. 

Lalu perwakilan pemerintah desa setempat datang untuk memberi tahu kabar tersebut.

"Tahu dari berita TV awalnya, terus dikasih tahu sama Kadus, suami saya ditemukan di Singapura udah meninggal," ungkap Masnah dengan suara lirih, Kamis (24/6/2022).

Baca juga: Sebagian PMI Ilegal Asal NTB yang Tenggelam di Batam Ditemukan Meninggal

Video call

Masnah bercerita, satu hari sebelum kejadian, suaminya sempat melakukan panggilan video call dengan dirinya dan anaknya.

Mat memberitahukan bahwa dirinya akan berangkat menyeberang melalui Batam.

"Malam Kamis (15/6/2022), dia sempat video call tengah malam, memberi kabar katanya mau berangkat, tapi ternyata dia berangkat malam Jumat sama teman-temannya," kata Masnah.

Baca juga: 23 TKI Selamat dalam Insiden Kapal Tenggelam, Komandan Lanal Batam: Ada yang Mencoba Kabur dari Petugas

 

Dua hari setelah insiden tenggelamnya kapal yang ditumpangi Mat, Masnah baru mendapat kabar dari rekan sang suami.

Pria bernama Fikri yang selamat dalam kejadian tersebut mengabarkan bahwa suami Masnah ikut tenggelam dan belum ditemukan.

"Tahu kabar kalau dia hilang itu setelah ada telepon dari Fikri, dia bersama suami saya dalam kapal boat yang tenggelam, tapi dia (suami) tidak ada di lokasi (penampungan korban selamat)," kata Masnah.

Baca juga: Tiba di NTB, Pebalap dan Ofisial MXGP Disambut Atraksi Gendang Beleq

3 kali ke Malaysia

Masnah menjelaskan, suaminya tersebut telah tiga kalinya pergi ke Malaysia.

Pertama, melalui jalur legal, sementara kedua dan terakhir kalinya sebelum ditemukan meninggal, sang suami berangkat melalui jalur non-prosedural.

"Sudah tiga kali dia ke Malaysia, katanya mau cari untuk biaya sekolah anak, dan juga untuk makan sehari-hari, di sini ada pekerjaan tapi agak susah," kata Masnah.

Masnah berharap, jasad sang suami bisa dipulangkan bagaimana pun kondisinya.

"Saya minta pemerintah segera mengurus suami saya, agar bisa kami makamkan di sini dengan baik," kata Masnah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com