"Saat lockdown masih terjadi, kami ada komitmen kerja sama antar koperasi di Krayan dan Malaysia, untuk mendatangkan kebutuhan pokok. Itu cukup membantu ketersediaan bahan kebutuhan di Krayan, dan sempat terjadi tiga kali pengiriman. Saat ini, hal itu sudah tidak berjalan, dan menjadi keluhan masyarakat juga," imbuhnya.
Meski pintu perbatasan sudah dibuka, namun itu dikhususkan untuk lalu lintas orang saja.
Sementara untuk barang, otoritas setempat belum mengizinkan, sehingga tradisi dan kearifan lokal yang selama ini berjalan di perbatasan RI, masih terhambat.
"Kami berharap masalah kebutuhan pokok di Krayan ini dirapatkan kembali dalam forum resmi Sosek Malindo. Kita ingin keadaan kembali seperti sebelum pandemi, di mana masyarakat bisa menjual hasil panen, dan pulang membawa belanjaan dari Malaysia," harap Ronny.
Baca juga: Pemudik Sepeda Motor Membeludak di Pelabuhan Bakauheni, Antrean Dipindahkan ke Dermaga Lain
Ia menegaskan, selama Krayan masih terisolasi, hanya bisa ditempuh dengan jalur udara, persoalan kekurangan bahan pokok akan terus terjadi.
Jalan termudah adalah mengembalikan kearifan lokal yang telah terjadi puluhan tahun di wilayah perbatasan.
Menyambungkan kembali tradisi dan ikatan budaya warga perbatasan sehingga kebiasaan turun temurun dari perdagangan tradisional dan kemudahan seperti sebelum pandemic, bisa kembali dinikmati masyarakat di wilayah 3T ini.
"Harapan kita supaya perdagangan tradisional kembali berjalan. Kita bisa masuk Malaysia, belanja apapun dengan jumlah tertentu. Siapapun boleh berdagang kesana (Malaysia) atau mereka menjual kesini (Krayan), jadi kebutuhan pokok tidak selalu jadi keluhan," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.