Perjalanan ini juga akan melewati rumah adat karo yang telah berusia ratusan tahun di Desa Lingga.
Di tengah masyarakat berkembang berbagai versi cerita terbentuknya Danau Lau Kawar.
Baca juga: Keindahan Air Terjun Situmurun yang Mengalir turun ke Danau Toba
Nama kawar yang melekat pada Danau Lau Kawar adalah nama sebuah desa yang subur serta masyarakatnya memiliki mata pencaharian bercocok tanam. Hingga, hasil panen desa itu selalu melimpah.
Suatu saat, Desa Kawar mendapatkan hasil panen yang berlipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Untuk mengucap rasa syukur, penduduk desa mengadakan pesta adat yang lebih meriah dari tahun sebelumnya.
Semua persiapan dilakukan, mulai memasak, menyediakan pakaian warna-warni, perhiasan hingga menghias desa.
Semua penduduk bergotong royong saling bahu membahu demi kelancaran upacara adat yang akan digelar.
Upacara adat dimeriahkan dengan pagelaran Gendang Guro-Guro Aron yang merupakan musik khas masyarakat Karo.
Pesta yang dilakukan setahun sekali ini dihadiri oleh seluruh penduduk kecuali seorang nenek tua renta yang sedang lumpuh. Anak, cucu, dan menantu yang hadir melupakan mengirim makanan untuk nenek.
Saat pesta usai, mareka baru ingat untuk mengirim makanan kepada nenek.
Namun di tengah perjalanan, cucu telah memakan isi bungkusan dan yang tersisa hanya tulang belulang.
Nenek yang tidak mengetahui hal tersebut mengira anak dan menantunya telah tega melakukan hal tersebut. Maka, ia merasa sedih dan terhina. Air matanya tidak terbendung lagi.
Kemudian, ia berdoa pada Tuhan agar mengutuk anak dan menantunya.
Baca juga: Sejarah Legenda Batu Gantung di Tepi Danau Toba
Tiba-tiba, langit menjadi mendung, guntur menggelegar memacah langit dan tidak lama hujan turun dengan lebat.
Penduduk desa pontang-panting menyelamatkan diri, namun semua tidak dapat diselamatkan. Desa dan seluruh penduduknya tenggelam dari keganasan alam. Alhasil, desa tersebut menjadi Danau Lau Kawar.
Selain cerita legenda, ada sejumlah pantangan di sekitar danau, seperti dilarang berkata kotor dan berbuat maksiat.
Jika dilanggar, penunggu danau akan marah dan diwarnai dengan datangnya badai secara tiba-tiba.
Sumber:
www.indonesia.go.id
pariwisata.karokab.go.id
superapps.kompas.com