Hari mulai gelap, Adi dan rombongan memutuskan berhenti untuk berbuka puasa.
Mereka berbuka puasa hanya berbekal tiga botol air mineral yang diminum bersama-sama.
"Permasalahan utamanya adalah dehidrasi parah, berdiri saja susah. Penerangan kami cuma bawa senter handphone dan senter sepeda. Di situ kami berusaha untuk tidak panik agar tetap kondusif," ujar dia.
Saat kondisi sudah serba kelelahan, mereka mendapati sinyal untuk memakai ponsel.
Akhirnya, mereka berhasil menghubungi salah satu pemuda karang taruna desa setempat untuk meminta bantuan.
Baca juga: Sebelum Roboh, Lia Agustina Sudah Keluar Alfamart Gambut, tapi Masuk Lagi Ambil Barang yang Terlupa
Setelah menunggu beberapa jam, mereka mendapati tanda-tanda kehadiran tim penyelamat.
Melalui sambungan ponsel mereka dengan tim SAR dan memutuskan untuk bertemu di satu titik.
"Ketemu tim evakuasi jam 20.00 WIB. Waktu lihat cahaya tim evakuasi semangat kami timbul. Terus kami putuskan potong jalan, turun lewat bekas jalan air, sepeda kami seret. Kami berterima kasih kepada pengelola Curug Bengkawah dan warga sekitar yang sangat sigap dalam mencari keberadaan kami, memberikan pertolongan," tutur Abdul Hiroshi, salah satu pesepeda yang tersesat.
(KOMPAS.COM/BAKTIAWAN CANDHEKI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.