Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Perantau yang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Pegunungan Arfak, Ada yang Berencana Menikah

Kompas.com - 15/04/2022, 08:02 WIB
Rachmawati

Editor

 

Enam korban tewas asal dari satu desa

Enam korban kecelakaan maut di Pegunungan Arfak Papua yang berasal dari Dusun Tulakadik, Desa Derok Faturene, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, NTT

Mereka berasal dari satu rumpun keluarga dan rumahnya saling berdekatan.

bahkan dua korban berstatus kakak beradik yakni Aleksander Mauk dan Servasius Lelok.

Keluarga kemudian memutuskan enam korban disemayamkan di satu tempat yakni di rumah Marianus Ulu, kakak sulung dari korban Aleksander Mauk dan Servasius Lekok.

Ferdinandus Berek, salah satu keluarga korban mengatakan Aleksander sudah merantau di Papua sejak tahun 2000.

Baca juga: Isak Tangis Iringi Pemulangan 18 Jenazah Korban Kecelakaan Maut Pegunungan Arfak ke NTT

Aleksander termasuk karyawan yang dipercayakan perusahaan untuk mendampingi karyawan yang lain yang sama-sama dari Belu.

Menurutnya Aleksander sempat pulang ke kampung untuk acara pembangunan rumah adat pada Agustus 2021.

Ferdinandus bercerita pagi hari sebelum kecelakaan, Servasius sempat menghubungi kakaknya di NTT dan mengabarkan kondisinya yang kesasar.

"Sekitar pukul 02.00 waktu setempat, masih telepon lagi dari sana ke kakaknya bilang kami sudah kesasar dan lari. Kita tidak tahu karena apa. Terakhir, bilang mobil terguling. Kakak Marianus ini sempat telepon adiknya Servasius Lelok itu, telepon halo halo habis, mati HP. Pagi jam tiga baru dengar yang adik lagi sudah meninggal," kisah Ferdinandus.

Baca juga: Jenazah 18 Korban Kecelakaan Maut di Pegunungan Arfak Diterbangkan ke NTT Hari Ini

Hengki enam tahun tak pulang

Jenazah Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kilometer 10 Turunan Distrik Minyambouw Pegunungan Arfak Adlu Raharusun Jenazah Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kilometer 10 Turunan Distrik Minyambouw Pegunungan Arfak
Korban lain adalah Hengki Boimau. Adik korban, Jesika yang datang bersama pamannya ikut datang menunggu di Bandara El Tari.

Jesika mengtakan enam tahun sudah tak bertemu dengan korban sejak bekerja di Papua.

"Korban telah pergi bekerja di Papua selama enam tahun dan kami tidak pernah bertemu, akan tetapi sekarang kami hanya melihat Hengki yang terbujur kaku di dalam peti jenazah," ungkap Jesika.

Ia bercerita seminggu sebelum kecelakaan, Hengky sempat menelpon Jesika dan bercerita akan turun ke kota untuk mengirimkan uang kepada orangtuanya di Desa Kuanfu, Kabupaten TTS.

Baca juga: Tragedi Kecelakaan Maut di Pegunungan Arfak...

"Minggu lalu Hengki telepon mau kirim uang untuk orang tua di kampung, selain itu Hengki juga mengatakan bahwa di tempat kerjanya, wilayah Arfak, Papua Barat tidak ada jaringan telepon sehingga sulit dihubungi, sehingga saat turun ke kota barulah dapat menghubungi saya untuk komunikasi," tambah Jesika.

Usai menerima jenazahnya di Bandara El Tari, Jesika bersama keluarga langsung membawa jenazah Hengki ke kampung halamannya di Kuanfatu, Kabupaten TTS.

Baru menikah dan punya anak 5 bulan

Para korban di kamar Jenazah RSUDAdlu Raharusun Para korban di kamar Jenazah RSUD
Korban lain adalah Andy Nepa Bureni, asal Desa Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.

Jenazahnya dijemput sang istri, Elena Sanipai yang menggendong anaknya berusia lima bulan.

Elena dan Andy baru menikah sejak tahun 2021. Setelah menikah, Elena ikut sauminya ke Manokwari untuk bekerja.

Setelah itu sehari sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa Andy, istrinya sempat melarang agar tidak menumpang truk tersebut.

Baca juga: Sederet Fakta Kecelakan Maut di Pegunungan Arfak Tewaskan 18 Orang, Truk Angkut 34 Penumpang, Sopir Tak Punya SIM

Akan tetapi Andy bersikeras menolak permintaan istrinya dan menaiki truk serta mengabarkan akan menelepon pada keesokan harinya.

"Perasaan saya khawatir saat Andy naik truk itu, dan kekhawatiran saya terbukti setelah mendapatkan kabar bahwa Andy bersama pekerja lainnya telah meninggal dunia dalam kecelakaan," tambah Elena.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sigiranus Marutho Bere | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com