Salah satu korban tewas adalah Alfonsius Admon Aliando, warga Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Admon merantau ke Papua Barat untuk mencari uang buat bangun rumah dan biaya pernikahan. Ia rencananya menikah pada Juni 2022.
"Ia ini ke Papua untuk cari uang buat bangun dia punya rumah. Ia juga mau nikah pada bulan juni 2022 ini," ungkap Ketua seksi Pastoral Keluarga di Paroki Maria Bintang Laut Nebe, Daniel Seran, kepada TribunFlores.com, Kamis (14/4/2022).
Ia becerita sebelum ke Papua, Admon berpesan ke istri Daniel agar menjadi juru masak saat pernikahan.
"Ia ini sebelum jalan sampaikan pesan kepada istri saya, ia bilang nanti saya nikah Na'a (tante) yang masak untuk kami," ungkapnya.
Baca juga: Polda Papua Barat Akan Lakukan Rekonstruksi Kecelakaan Maut di Pegunungan Arfak
Daniel mengatakan Admon dna calon istrinya sudah mendaftar menikah dan tingga kursus persiaoan pernikahan jika kembali dari Papua.
"Mereka ini sudah daftar, tinggal khursus hanya, yah begitulah, ini rencana Tuhan,"ujarnya.
Saat melayat ke rumah duka, Daniel dan istrinya tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Kita berharap yang terbaik, kita yakin ia pasti sudah tenang di surga," pungkasnya.
Jenazah mereka berdua diterbangkan dari Papua tanpa didampingi keluarganya. Sementara istri Paulus saat ini masih kritis dan dirawat di salah satu RS di Papua Barat.
Jenazah Paulus dan anaknya ditempatkan dalam satu peti. Jenazah ayah dan anak itu dipulangkan bersama 16 jenazah lainnya.
“Salah satu korban yang kritis adalah ibu dari anaknya yang meninggal,” kata Ketua Ikatan Keluarga Flobamora (IKF)-NTT di Papua Barat, Clinton Tallo yang turut mengantar jenaz dari Manokwari, Kamis.
Clinton mengatakan istri Paulus membutuhkan darah golongan B untuk kepentingan operasi di rumah sakit.
“Tadi malam Pangdam minta anggota donor darah untuk bantu ibu ini,” kata Clinton.
Baca juga: Di Kupang, Keluarga Sambut Kedatangan 18 Jenazah Korban Kecelakaan Maut Pegunungan Arfak