Salin Artikel

Kisah Para Perantau yang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Pegunungan Arfak, Ada yang Berencana Menikah

Truk tersebut membawa 34 penumpang dari arah Distrik Minyambouw dengan tujuan pusat kota, Manokwari. Salah satu korban tewas adalah seorang balita.

Tak hanya membawa penumpang, truk juga mengangkut 103 batang kayu, rangkaian pelat besi cor ukuran 16 milimeter, satu unit motor dan satu gergaji mesin.

Barang-barang tersebut adalah milik para korban.

Saat melewati jalan turunan kilometer 10 di Kampung Duadbey, pengemudi mendadak hilang kendali.

Truk meluncur dengan kecepatan tinggi karena pengemudi menggunakan perseneling gigi tiga. Akibatnya saat melintas di jalan menikung, truk oleng ke kanan dan menabrak tebing.

Truk terseret enam meter dan para penumpang terlempar keluar dari truk. Sementara sopir truk tewas di lokasi kejadian.

Sebagain besar korban adalah pekerja tambang asal NTT. Perinciannya adalah 16 orang asal Kabupaten Belu dan Malaka, satu orangg asal Amarasi, Kabupaten Kupang dan satu orang dari Kabupaten Sikka.

Tim evakusi harus menempuh waktu sekitar dua jam untuk sampai lokasi. Upaya evakuasi para korban baru terlaksana sekitar pukul 05.00 WIT.

Seluruh korban tewas kemudian dievakusi ke Rumah Sakit Umum Manokwari dan Rumah Sakit Pratama Warmare.

Jenazah para korban dipulangkan oleh pengisaha tambang emas yang mempekerjakan mereka dengan carteran pesawat Lion Air.

Admon merantau ke Papua Barat untuk mencari uang buat bangun rumah dan biaya pernikahan. Ia rencananya menikah pada Juni 2022.

"Ia ini ke Papua untuk cari uang buat bangun dia punya rumah. Ia juga mau nikah pada bulan juni 2022 ini," ungkap Ketua seksi Pastoral Keluarga di Paroki Maria Bintang Laut Nebe, Daniel Seran, kepada TribunFlores.com, Kamis (14/4/2022).

Ia becerita sebelum ke Papua, Admon berpesan ke istri Daniel agar menjadi juru masak saat pernikahan.

"Ia ini sebelum jalan sampaikan pesan kepada istri saya, ia bilang nanti saya nikah Na'a (tante) yang masak untuk kami," ungkapnya.

Daniel mengatakan Admon dna calon istrinya sudah mendaftar menikah dan tingga kursus persiaoan pernikahan jika kembali dari Papua.

"Mereka ini sudah daftar, tinggal khursus hanya, yah begitulah, ini rencana Tuhan,"ujarnya.

Saat melayat ke rumah duka, Daniel dan istrinya tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

"Kita berharap yang terbaik, kita yakin ia pasti sudah tenang di surga," pungkasnya.

Jenazah mereka berdua diterbangkan dari Papua tanpa didampingi keluarganya. Sementara istri Paulus saat ini masih kritis dan dirawat di salah satu RS di Papua Barat.

Jenazah Paulus dan anaknya ditempatkan dalam satu peti. Jenazah ayah dan anak itu dipulangkan bersama 16 jenazah lainnya.

“Salah satu korban yang kritis adalah ibu dari anaknya yang meninggal,” kata Ketua Ikatan Keluarga Flobamora (IKF)-NTT di Papua Barat, Clinton Tallo yang turut mengantar jenaz dari Manokwari, Kamis.

Clinton mengatakan istri Paulus membutuhkan darah golongan B untuk kepentingan operasi di rumah sakit.

“Tadi malam Pangdam minta anggota donor darah untuk bantu ibu ini,” kata Clinton.

Mereka berasal dari satu rumpun keluarga dan rumahnya saling berdekatan.

bahkan dua korban berstatus kakak beradik yakni Aleksander Mauk dan Servasius Lelok.

Keluarga kemudian memutuskan enam korban disemayamkan di satu tempat yakni di rumah Marianus Ulu, kakak sulung dari korban Aleksander Mauk dan Servasius Lekok.

Ferdinandus Berek, salah satu keluarga korban mengatakan Aleksander sudah merantau di Papua sejak tahun 2000.

Aleksander termasuk karyawan yang dipercayakan perusahaan untuk mendampingi karyawan yang lain yang sama-sama dari Belu.

Menurutnya Aleksander sempat pulang ke kampung untuk acara pembangunan rumah adat pada Agustus 2021.

Ferdinandus bercerita pagi hari sebelum kecelakaan, Servasius sempat menghubungi kakaknya di NTT dan mengabarkan kondisinya yang kesasar.

"Sekitar pukul 02.00 waktu setempat, masih telepon lagi dari sana ke kakaknya bilang kami sudah kesasar dan lari. Kita tidak tahu karena apa. Terakhir, bilang mobil terguling. Kakak Marianus ini sempat telepon adiknya Servasius Lelok itu, telepon halo halo habis, mati HP. Pagi jam tiga baru dengar yang adik lagi sudah meninggal," kisah Ferdinandus.

Jesika mengtakan enam tahun sudah tak bertemu dengan korban sejak bekerja di Papua.

"Korban telah pergi bekerja di Papua selama enam tahun dan kami tidak pernah bertemu, akan tetapi sekarang kami hanya melihat Hengki yang terbujur kaku di dalam peti jenazah," ungkap Jesika.

Ia bercerita seminggu sebelum kecelakaan, Hengky sempat menelpon Jesika dan bercerita akan turun ke kota untuk mengirimkan uang kepada orangtuanya di Desa Kuanfu, Kabupaten TTS.

"Minggu lalu Hengki telepon mau kirim uang untuk orang tua di kampung, selain itu Hengki juga mengatakan bahwa di tempat kerjanya, wilayah Arfak, Papua Barat tidak ada jaringan telepon sehingga sulit dihubungi, sehingga saat turun ke kota barulah dapat menghubungi saya untuk komunikasi," tambah Jesika.

Usai menerima jenazahnya di Bandara El Tari, Jesika bersama keluarga langsung membawa jenazah Hengki ke kampung halamannya di Kuanfatu, Kabupaten TTS.

Jenazahnya dijemput sang istri, Elena Sanipai yang menggendong anaknya berusia lima bulan.

Elena dan Andy baru menikah sejak tahun 2021. Setelah menikah, Elena ikut sauminya ke Manokwari untuk bekerja.

Setelah itu sehari sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa Andy, istrinya sempat melarang agar tidak menumpang truk tersebut.

Akan tetapi Andy bersikeras menolak permintaan istrinya dan menaiki truk serta mengabarkan akan menelepon pada keesokan harinya.

"Perasaan saya khawatir saat Andy naik truk itu, dan kekhawatiran saya terbukti setelah mendapatkan kabar bahwa Andy bersama pekerja lainnya telah meninggal dunia dalam kecelakaan," tambah Elena.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sigiranus Marutho Bere | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2022/04/15/080200378/kisah-para-perantau-yang-jadi-korban-kecelakaan-maut-di-pegunungan-arfak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke