Terungkap, Ini Motif Pelatih Muaythai Aniaya Mantan Atletnya

KOMPAS.com - HP, pelatih Muaythai Balikpapan yang diduga menganiaya mantan atletnya bernama Muhammad Nur Fahillah (20), sudah diamankan polisi.

Diketahui, dugaan penganiayaan itu terjadi di rumah pelaku di kawasan Ruko Grand City, Senin (12/4/2022) pukul 10.30 Wita.

Kanit Reskrim Polsek Balikpapan Utara AKP Subari mengatakan, motif pelaku menganiaya mantan atletnya karena sakit hati.

"Motifnya itu karena pelaku ini sakit hati, korban ini kan mantan muridnya dulu terus ada barang-barang untuk latihan yang masih sama korban," kata Subari.

Baca juga: Atlet Muaythai Berprestasi Nur Fadhillah Diduga Disekap dan Dianiaya Mantan Pelatih

Namun, kata Subari, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Ini masih diperiksa," ungkapnya.

Kronologi kejadian

Sementara itu, kuasa hukum korban, Sapto Hadi Pamungkas mengatakan, kejadian berawal saat kliennya datang ke rumah HP untuk menanyakan unggahan di media sosial mantan pelatihnya yang menuduhnya mencuri.

Baca juga: Sebagai Laki-laki Normal, Sakit Ada Lihat Istri Berhubungan Badan dengan Pria Lain, tapi...

Namun, saat mendatangi rumah HP, korban justru babak belur dihajar di dalam rumahnya.

"Tanpa ada angin atau hujan setelah sampai ke rumah, korban malah dipisahkan dari rekan yang lain yang mengantarnya dan disekap, dikunci di dalam rumah dan dianiaya dengan cara dipukul dan ditendang sampai mengalami pendarahan di area wajah dan hidung," kata Sapto, Selasa (12/4/2022).

Kata Sapto, kejadianya yang dialami kliennya bukan hanya sekali. Bahkan, sambungnya, korban pernah diancam oleh mantan pelatihnya.

"Kami tetap memproses peristiwa ini karena peristiwa ini bukan yang pertama kali dialami korban. Tak hanya itu, korban mendapat ancaman oleh HP, sampai akhirnya berhenti menjadi murid HP karena banyak mendapat tekanan fisik maupun psikis yang dialami korban," ungkapnya.

Baca juga: Polisi Amankan Pelatih Muaythai Balikpapan yang Diduga Aniaya Mantan Atletnya

(Penulis : Kontributor Balikpapan, Ahmad Riyadi | Editor : Robertus Belarminus)