BANYUMAS, KOMPAS.com - Aktivitas di tempat pembuatan beduk Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai bergeliat.
Hal itu seiring dengan meningkatnya permintaan beduk sejak menjelang bulan Ramadhan kemarin.
Pelonggaran kegiatan masyarakat di masa pandemi ini juga mempengaruhi permintaan beduk dari berbagai daerah.
Baca juga: Semaan Quran, Tradisi Ramadhan di Masjid Kauman Semarang
Perajin beduk di desa tersebut, Taufik Amin mengatakan, tahun ini permintaan mulai meningkat dibanding dua tahun sebelumnya.
"Kenaikan permintaan beduk sekarang sekitar 75 persen dibanding saat pengetatan PPKM," kata Taufik kepada wartawan, baru-baru ini.
Taufik mengatakan, pada 2020 sempat berhenti total tidak memproduksi beduk, karena ada pembatasan kegiatan ibadah di masjid.
Permintaan beduk perlahan mulai masuk kembali menjelang Ramadhan tahun 2021. Setiap hari rata-rata dapat menyelesaikan dua hingga tiga beduk ukuran kecil.
"Tahun 2021 sudah mulai ada pergerakan permintaan dan sekarang permintaannya sudah lumayan," ujar Taufik.
Baca juga: Masteng, Masjid Klenteng, Simbol Toleransi Kota Salatiga
Taufik mengatakan, pesanan datang dari berbagai daerah antara lain wilayah Banyumas dan sekitarnya, Brebes, Yogyakarta hingga Jakarta.
Untuk harga, kata Taufik, bervariasi mulai Rp 2 juta untuk ukuran diameter 40 centimeter hingga puluhan juta rupiah untuk ukuran diameter lebih dari 1 meter.
Taufik mengatakan, beduk buatannya menggunakan bahan kayu trembesi dan kulit sapi atau kambing.
"Lamanya pengerjaan tergantung dari ukuran beduk. Untuk yang besar biasanya sekitar dua pekan," kata Taufik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.