SALATIGA, KOMPAS.com - Warna merah mendominasi bangunan yang terletak di Jalan Abiyoso, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Bangunan tersebut terasa teduh karena banyak pohon-pohon yang berukuran cukup besar.
Dekorasi khas Tionghoa sangat terasa karena di beberapa sudut terdapat lampion, ornamen, dan aksesoris lain.
Baca juga: Merajut Toleransi, Biarawati Ikut Ramaikan Pasar Ramadhan Samirono Sleman
Namun jangan salah sangka, meski memiliki ciri khas Tionghoa, bangunan tersebut dikenal dengan sebutan Masjid Klenteng.
Pengurus Masjid Klenteng, Cholid Mawardi mengatakan bangunan tersebut didirikan tahun 2005 oleh seorang keturunan Tionghoa yang kemudian menjadi mualaf.
"Namanya Yusuf Hidayatullah, dia dulu rumahnya dan tempat usahanya untuk membuat enting-enting gepuk berada di sini," jelasnya, Rabu (13/4/2022).
Pembangunan Masjid Klenteng dilakukan setelah Yusuf menjadi mualaf. Setelah masjid berdiri, Yusuf juga membuat Majelis Taklim Hidayatullah.
"Tapi karena bangunan bentuknya seperti klenteng, warga menyebutnya Masjid Klenteng, juga lebih mudah dan singkat," kata Cholid.
Baca juga: Bupati Jepara Apresiasi Toleransi Umat Beragama di Desa Tempur, Mengapa Begitu?
Cholid mengungkapkan, tanah dan bangunan Masjid Klenteng dibeli oleh kakaknya pada 2020.
"Kita beli dua tahun lalu setelah Yusuf Hidayatullah meninggal. Bangunan masjid juga kita wakafkan untuk kegiatan masyarakat," jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.