Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Egidius Steven, Penyintas Gangguan Jiwa yang Produktif Ciptakan Lagu

Kompas.com - 09/04/2022, 11:24 WIB
Markus Makur,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Egi mengaku, halusinasi yang dialaminya saat mengalami gangguan jiwa sudah hilang. Ia fokus mengembangkan talentanya berolah vokal dan mengembangkan akun Youtubenya untuk membangkitkan pendapatan ekonomi keluarganya.

"Saat ini saya didampingi musisi legendaris Group Lalong Group, Onsa Joman dan juga komunitas Cenggo Inung Kopi Online (CIKO) Manggarai Timur untuk penampilan serta mematangkan olah vokal. Selain itu relawan KKI Manggarai Timur juga terus mendampingi saya untuk menjaga stamina, proses pemulihan dan rutin mendapatkan obat dari Puskesmas Peot kalau ada rasa kambuh lagi. Saya bersyukur atas anugerah Tuhan ini dalam hidup saya," kata Egi kepada Kompas.com saat bertemu di Kota Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Sabtu, (9/4/2022).

Baca juga: Buntut Kerusakan Tanggul Bendungan Irigasi di Manggarai Barat, Kepala Desa Laporkan 6 Warganya ke Polisi

Butuh alat musik

Kini, Egidius Steven sedang membutuhkan alat musik untuk terus mengambngkan bakatnya. Sepanjang 2021, ia harus bolak balik dari kampungnya ke Kota Borong untuk meminjam alat musik keyboard kepada keluarga atau kenalannya untuk menyanyi dan menciptakan lagu.

"Saya rasakan anugerah khusus dari Tuhan sepanjang 2021 ketika saya pulih dari sakit gangguan jiwa. Saya bisa menciptakan lagu tanpa saya tulis dengan tangan. Saya langsung menyanyi syair lagu yang muncul dari hati, diolah di pikiran dan dipadukan nada-nadanya di alat musik keyboard. Saya sangat heran dan terkejut dengan peristiwa anugerah hidup yang saya alami saat ini. Berbeda ketika saya masih sehat, saya tidak bisa menciptakan lagu. Paling saya menyanyikan lagu-lagu pop yang lazim dinyanyikan," kata Egi.

Baca juga: Isak Tangis dan Ritual Adat Sambut Jenazah Wakil Bupati Manggarai Timur Jaghur Stefanus

Egi mengisahkan, ketika orang lain mendengarkan suaranya, semua orang merasa terkejut dengan syair lagu yang dinyanyikan. Bahkan, ada yang meneteskan air mata dengan syair-syair lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Manggarai Timur. Syair itu memuat kisah hidup.

"Saya rasakan begitu banyak orang yang mendampingi saya untuk mengembangkan talenta. Saya belajar otodidak bermain musik keyboard. Ada musisi lain yang memiliki pengalaman luas serta memiliki kelengkapan alat musik menyarankan saya membuat akun Youtube," ujarnya.

Saat ini, Egi masih sibuk berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terkadang, ia mendapat undangan untuk bermain musik dalam acara pengantin. Namun, pendapatannya belum mampu membeli alat musik keyboard sendiri.

Sementara itu, sembilan lagu yang diciptakan Egi yakni Momang Tuung (kekasih), Oke Ngoeng (buang keinginan), Reggae Molas Melur (gadis Melur), Eleonora (eleonora), Mose Cama Dengkir Mata (hidup bersama sampai mati), Jai Raga Sae (jai menari bersama), Ipung Sa Tiwu atau Reje Lele (bersama-sama), Togel (togel) dan Kupon Putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com