Salin Artikel

Kisah Egidius Steven, Penyintas Gangguan Jiwa yang Produktif Ciptakan Lagu

BORONG, KOMPAS.com - Egidius Steven (34) merupakan musisi penyintas gangguan jiwa di Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak sembuh dari sakit, ia memiliki bakat menyanyi dan bermain musik keyboard.

Bahkan, Egi Mburung, biasa ia disapa, sudah menciptakan sembilan lagu. Ia mampu menciptakan lagu saat bermain musik keyboard.

Egi Mburung didiagnosis mengalami gangguan jiwa pada tahun 2020. Saat itu, keluarga memasungnya.

Saat sakit, Egi mengaku berhalusinasi tentang kekuatan tenaga dalam pada dirinya. Bahkan, ia merasa bisa terbang. Ia juga mengagumi kepahlawanan Soekarno dan Motang Rua, seorang tokoh pejuang kemerdekaan dari Manggarai dan TNI.

Untuk menyembuhkan penyakitnya itu, Egi pernah berobat di dukun di Kampung Kisol, Kelurahan Tanah Rata. Tapi, tak kunjung sembuh hingga akhirnya keluarga dan warga sekitarnya memasungnya pada 2020 lalu.

Ketika dipasung, ia mendapatkan kunjungan dari tenaga medis Puskesmas Peot, dari Dinkes Manggarai Timur dan relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Manggarai Timur.

Kemudian, petugas Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur datang bongkar pasung yang menjeratnya dan membawanya berobat ke Panti Renceng Mose Ruteng. Ruteng adalah ibu kota Kabupaten Manggarai.

Setelah kondisinya membaik dan pulih, pihak Panti Renceng Mose Ruteng mengembalikan Egi ke kampung halamannya di pelosok Manggarai Timur. Egi rutin minum obat dan beraktivitas dengan bekerja di kebun.

Selain itu, ia mengembangkan bakatnya bermain musik secara otodidak. Ia meminjam keyboard, piano untuk olah vokal dan bermain musik. Ia memiliki akun Youtube untuk menampung karya bermusiknya.


Egi mengaku, halusinasi yang dialaminya saat mengalami gangguan jiwa sudah hilang. Ia fokus mengembangkan talentanya berolah vokal dan mengembangkan akun Youtubenya untuk membangkitkan pendapatan ekonomi keluarganya.

"Saat ini saya didampingi musisi legendaris Group Lalong Group, Onsa Joman dan juga komunitas Cenggo Inung Kopi Online (CIKO) Manggarai Timur untuk penampilan serta mematangkan olah vokal. Selain itu relawan KKI Manggarai Timur juga terus mendampingi saya untuk menjaga stamina, proses pemulihan dan rutin mendapatkan obat dari Puskesmas Peot kalau ada rasa kambuh lagi. Saya bersyukur atas anugerah Tuhan ini dalam hidup saya," kata Egi kepada Kompas.com saat bertemu di Kota Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Sabtu, (9/4/2022).

Butuh alat musik

Kini, Egidius Steven sedang membutuhkan alat musik untuk terus mengambngkan bakatnya. Sepanjang 2021, ia harus bolak balik dari kampungnya ke Kota Borong untuk meminjam alat musik keyboard kepada keluarga atau kenalannya untuk menyanyi dan menciptakan lagu.

"Saya rasakan anugerah khusus dari Tuhan sepanjang 2021 ketika saya pulih dari sakit gangguan jiwa. Saya bisa menciptakan lagu tanpa saya tulis dengan tangan. Saya langsung menyanyi syair lagu yang muncul dari hati, diolah di pikiran dan dipadukan nada-nadanya di alat musik keyboard. Saya sangat heran dan terkejut dengan peristiwa anugerah hidup yang saya alami saat ini. Berbeda ketika saya masih sehat, saya tidak bisa menciptakan lagu. Paling saya menyanyikan lagu-lagu pop yang lazim dinyanyikan," kata Egi.

Egi mengisahkan, ketika orang lain mendengarkan suaranya, semua orang merasa terkejut dengan syair lagu yang dinyanyikan. Bahkan, ada yang meneteskan air mata dengan syair-syair lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Manggarai Timur. Syair itu memuat kisah hidup.

"Saya rasakan begitu banyak orang yang mendampingi saya untuk mengembangkan talenta. Saya belajar otodidak bermain musik keyboard. Ada musisi lain yang memiliki pengalaman luas serta memiliki kelengkapan alat musik menyarankan saya membuat akun Youtube," ujarnya.

Saat ini, Egi masih sibuk berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terkadang, ia mendapat undangan untuk bermain musik dalam acara pengantin. Namun, pendapatannya belum mampu membeli alat musik keyboard sendiri.

Sementara itu, sembilan lagu yang diciptakan Egi yakni Momang Tuung (kekasih), Oke Ngoeng (buang keinginan), Reggae Molas Melur (gadis Melur), Eleonora (eleonora), Mose Cama Dengkir Mata (hidup bersama sampai mati), Jai Raga Sae (jai menari bersama), Ipung Sa Tiwu atau Reje Lele (bersama-sama), Togel (togel) dan Kupon Putih.

https://regional.kompas.com/read/2022/04/09/112400978/kisah-egidius-steven-penyintas-gangguan-jiwa-yang-produktif-ciptakan-lagu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke