BANGKA, KOMPAS.com- Pemerintah melakukan berbagai persiapan sebelum mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi.
Salah satunya dilakukan dalam bentuk survei serologi (antibodi) di seluruh Indonesia.
Di Kepulauan Bangka Belitung ada dua daerah yang diambil sampelnya dengan hasil dianggap menggembirakan, yakni Kota Pangkalpinang tercatat dengan antibodi 90,9 persen dan Kabupaten Bangka Selatan 85,6 persen.
Baca juga: Hasil Serologi Antibodi Covid-19 Penduduk Indonesia Mencapai 86,6 Persen
Survei dilakukan dalam periode November - Desember 2021.
"Survei serologi ini dilakukan dengan metodologi lokasi, waktu, sampel, pemeriksaan spesimen, entri data dan analisis," kata Anggota Tim Survei, Pandu Riono saat konferensi pers virtual, Jumat (18/3/2022).
Survei yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu mencakup 514 daerah kabupaten dan kota dengan masing-masing 100 sampel.
"Indonesia sebagai negara kedua terbesar di dunia yang telah melakukan survei tersebut di bawah India," ujar Pandu.
Pandu menuturkan, survei juga menjelaskan persentase antibodi masyarakat Indonesia antara yang belum divaksinasi, vaksin pertama, dan vaskin kedua.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 19 Maret 2022
Hasilnya, masyarakat yang telah menerima vaksin kedua memiliki antibodi tertinggi yaitu 99,1 persen.
Sedangkan orang yang baru satu kali vaksin memiliki antibodi 91,3 persen dan yang belum menerima vaksin sebesar 73,9 persen.
"Dalam memilih responden, kami memilih berdasarkan wilayah dengan dua strata terbesar," jelas Pandu.
"Aglomerasi atau upaya pengumpulan beberapa elemen ke dalam suatu wilayah dengan kehidupan sosial-ekonomi tinggi, dan wilayah pedesaan di kabupaten yang jauh dari perkotaan. Sehingga, mendapatkan informasi apakah pandemi ini terbatas di wilayah aglomerasi, atau sudah meluas ke seluruh wilayah," tambah Pandu.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan seluruh kepala daerah dengan antibodi tinggi untuk tidak lengah dalam menjaga tingkat imunitas masyarakatnya.
Sebab kata Tito, masih ada sekitar 36 juta orang, atau 13,4 persen yang belum memiliki antibodi dari total populasi Indonesia sebesar 270 juta jiwa.
"Dengan adanya temuan dari tim FKMUI, menunjukkan angka cukup tinggi (Masyarakat sudah divaksin). Tetapi saya ingatkan kita jangan euforia. Meskipun daerahnya antibodi tinggi jangan berhenti menerapkan prokes. Dari temuan ini maka kita bisa menentukan kebijakan. Bagi daerah yang temuannya rendah, kita harus sama sama genjot vaksinasi," katanya.
Baca juga: Mendagri Tito Usulkan Babel Susul Jakarta Lakukan Survei Serologi, Ubah Pandemi Jadi Endemi Covid-19
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengingatkan bahwa kekuatan antibodi bukanlah berarti dapat menolak penularan virus masuk ke tubuh termasuk Covid-19 dengan berbagai variannya.
Untuk itu, ia menegaskan pentingnya vaksinasi yang terus digenjot oleh seluruh kepala daerah se-Indonesia.
"Dari data ini menunjukkan bahwa imunitas akan tinggi jika adanya infeksi yang masuk ditambah dengan adanya vaksinasi. Suka tidak suka urutannya seperti itu, jadi penting vaksin dulu baru tertular untuk melindungi tubuh. Terakhir, mohon doa restu karena (survei serologi) ini akan dilakukan rutin," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.