Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umbul Dungo Apeman Rakyat, antara Adat Kejawen dan Tradisi Islam

Kompas.com - 18/03/2022, 16:44 WIB
Ari Widodo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Ramadhan tinggal menghitung hari. Sebelum memasuki bulan penuh berkah bagi umat Islam, biasanya di beberapa daerah menyuguhkan gelaran ritual sesuai adat masing-masing.

Tak terkecuali di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Salah satu daerah yang pernah menjadi awal perkembangan Islam di Nusantara.

Ritual yang diselenggarakan pada malam nisfu Sya'ban ini bernama Umbul Dungo Apeman Rakyat.

Sebuah acara adat yang mengolaborasikan antara adat Jawa dengan tradisi Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1443 H.

Baca juga: Warga Wadas Gelar Tradisi Nyadran, Doakan Keselamatan Bumi dari Kerusakan

Umbul Dungo Apeman Rakyat digelar di Padepokan Saka Tunggal Bina Bangsa, Kampung Kenep Kelurahan Mangunjiwan Demak Jawa Tengah, Kamis (17/3/2022) malam.

Rangkaian acara dimulai dengan menyiapkan gunungan apem dan beberapa pernak-pernik khas tradisi Demak kuna.

Panitia juga menyiapkan tempat lapang untuk tempat berkumpul dan berdoa para peserta yang mengenakan pakaian adat yakni baju lurik atau beskap dengan pelengkap blangkon atau iket bagi laki-laki dan busana tradisional Jawa yakni kain batik dan kebaya bagi perempuan.

Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Demak (Dekade) Nur Wahid mengatakan, tradisi Umbul Dungo Apeman Rakyat merupakan warisan kasultanan demak yang berkembang berabad abad lalu.

Baca juga: Ada Pemasangan Girder Jalan Tol, Jalur Pantura Semarang-Demak Dibuka-tutup

Setelah beberapa saat sepi tanpa gelaran adat yang melibatkan massa, maka Dekade berusaha mengawali ritual adat ini sebagai pelopor.

“Agar di tempat-tempat lain seperti di desa desa dan kampung kampung melestarikan warisan leluhur ini,” kata Nur Wahid.

Akulturasi budaya yang paling mencolok ada pada acara inti Umbul Dungo Apeman Rakyat, di mana nuansa Kejawen terlihat kental dengan iringan musik Gending Jawa, wangi gaharu yang menyeruak penciuman. 

Hadir pula para penari Sanggar Sapta Krida Budaya asuhan Ardianto Nugroho yang gemulai menggerakkan tubuh dalam iringan Kidung Pangkur Gedong Kuning yang lebih dikenal dengan Sigra Milir.

“Singgah-singgah kala singgah, pan suminggah durga kala sumingkir, sing asirah sing asuku, sing awulu, sing abahu, sing atenggak kalawan buntut, sing atan kasat mata, mulia ing asal neki”.

Kidung mantra tulak bala ini sering ditembangkan oleh orang-orang tua saat tengah malam tujuannya untuk menolak segala bala, marabahaya, kala rubeda, maupun penyakit yang ditimbulkan dari yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata.

Baca juga: Melihat Suasana Wilujengan Ruwahan Puro Mangkunegaran, Dipimpin Mangkunegara X

Sebelum tarian disuguhkan terlebih dahulu, para budayawan Demak menyampaikan ular-ular atau nasihat bagi peserta yang mengikuti kegiatan Umbul Dungo Apeman Rakyat ini.

Setiap akhir kata para budayawan ini menyumbangkan tembang-tembang yang sudah melegenda misalnya Lir-ilir dan Kidung Rumeksa Ing Wengi yang menjadi ikon warisan Sunan Kalijaga.

Sambutan atau sembur tutur uwur dari para sesepuh, dilanjutkan dengan merapalkan doa-doa dalam bahasa Arab yang dipimpin oleh M. Ilyas Ruhiyat yang juga seorang pelukis.

Jika biasanya doa-doa dilantunkan oleh pemimpin dan audiens hanya mengaminkan maka kali ini kalimat-kalimat agung dilantunkan bersama-sama menjadi sebuah harmoni yang menyentuh hati.

“Filosfinya sebagai media berdoa, cuma secara kemasyatakatn di ekspresikan dengan umbul doa apeman,” tutur Ketua Dekade yang akrab dipanggil Cak One ini.

Baca juga: Kades di Demak Dilaporkan ke Polisi, Minta Uang Rp 470 Juta Agar Korban Lolos Jadi Sekdes, Ini Kronologinya

Apem berasal dari istilah 'afwa' yang berarti minta ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Makan apem dan doa bersama sejak dulu dicontohkan oleh wali sanga.

Diharapkan tradisi yang menjadi salah satu ajang silaturahmi ini tidak musnah digerus zaman.

Sarono Kasi Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak menyatakan bahwa tradisi apeman bukan hanya milik masyarakat Demak saja, tapi hampir seluruh masyarakat Pulau Jawa menyelenggarakan tradisi itu dengan nama yang berbeda.

"Tradisi apeman ini turun temurun dari nenek moyang kita. Sebelum saya lahir pun sudah ada tradisi ini. Penyelenggaraan tradisi apeman itu ada yang di masjid, musala,kampung maupun tempat pemakaman umum,” kata Sarono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com