Devi menjelaskan, peran ketiga pelaku dalam komplotan ini berbeda-beda.
Adapun AN berperan sebagai eksekutor yang mencari motor curian.
Kemudian AS berperan membuat STNK palsu, dan LN yang memasarkan untuk wilayah Lampung dan Sumatera Selatan.
"Kita masih buru dua orang lain yang berperan membuat STNK palsu," kata Devi.
Dari hasil pemeriksaan STNK palsu yang disita sebagai barang bukti, polisi menemukan STNK itu identik dengan STNK asli.
Kemiripan antara STNK palsu itu berupa pada hologram timbul dan plastik pembungkusnya.
"Seolah dikeluarkan oleh lembaga resmi, padahal ini adalah palsu," kata Devi.
Sedangkan dari keterangan pelaku, kata Devi, dengan adanya STNK palsu itu, harga sepeda motor curian menjadi lebih tinggi dibanding tanpa STNK.
"Karena ada STNK palsu ini, seolah itu adalah sepeda motor seken, harganya lebih tinggi dibanding unit yang tanpa surat sama sekali," kata Devi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.