Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Blora soal Dugaan Kejanggalan Tes Perades: Kalau Ada yang Tidak Puas, Silakan Menggugat

Kompas.com - 28/01/2022, 08:38 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Bupati Blora, Arief Rohman memberikan keterangan publik terkait ramainya dugaan adanya kejanggalan pada proses pengisian perangkat desa.

Menurutnya, pengisian perangkat desa merupakan wewenang dari kepala desa dengan pihak ketiga.

Apabila, ada pihak-pihak yang merasa dirugikan terkait pengisian lowongan jabatan tersebut, maka sudah ada tempat untuk mengadu ataupun melapor.

"Ketika sudah dijalani semua sampai tahap pelantikan, kalau ada yang tidak puas, ya nanti silakan menggugat," kata Arief Rohman, saat ditemui wartawan di rumah dinasnya, Kamis (27/1/2022).

Baca juga: Diduga Banyak Kejanggalan, Sejumlah Warga Blora Demo Batalkan Hasil Tes Perades

"Pada prinsipnya, kami akan taat atas putusan, ketika itu terkait administrasi ya PTUN, terkait hukum di kepolisian maupun kejaksaan," imbuh dia.

Politikus PKB itu juga menjawab keresahan masyarakat yang selama mereka mengikuti proses tes computer assisted test (CAT) di Semarang, seolah tidak ada pernyataan sikap apapun.

"Tidak menanggapi gimana, maksudnya kan belum ada yang tanya ke saya kan, makanya hari ini kami sampaikan apa yang menjadi pertanyaan teman-teman, kami akan jawab," ucap dia.

Arief juga mempersilakan masyarakat yang merasa dirugikan terkait pengisian perangkat desa ini untuk melakukan berbagai hal sesuai koridor hukum yang berlaku.

Apabila, mereka merasa dicurangi terkait masalah administrasi, maka dapat melaporkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Sedangkan bagi mereka yang merasa dicurangi terkait uji komputer ataupun persoalan hukum, maka dapat melaporkan ke aparat penegak hukum (APH).

"Mekanisme aturannya kan sudah ada, begitu ada rasa tidak puas ya silakan mengajukan gugatan, ketika keputusan pengadilan nantinya menyatakan bahwa proses ini dinyatakan tidak sah, ya ketika itu harus diulang ya kita akan ulang," ujar dia.

"Tapi, kan dasarnya tidak atas terus desakan publik, kalau nanti serta merta belum ada keputusan hukum, terus kami ini melakukan pengulangan, ya itu enggak boleh juga," kata dia.

Arief menegaskan dirinya tidak berhak melakukan intervensi apapun terkait pelaksanaan pengisian perangkat desa.

 

"Ya namanya proses seleksi ada yang puas dan ada yang tidak puas, termasuk adik saya namanya Rozin, tinggal di Desa Gedongsari ya itu enggak lulus, dan biasa saja, bahwa terus disangkanya peh adike bupati terus lulus, ternyata ya enggak lulus juga," terang dia.

Dalam kesempatan tersebut, Arief juga menanggapi dugaan adanya politik uang dalam proses pengisian lowongan tersebut.

"Itu asumsi, mana buktinya. Kami kan juga enggak bisa itu, itu kan ranahnya sudah ranah hukum, silakan kalau memang ada bukti dan sebagainya, APH siap untuk menerima aduan laporan dari masyarakat yang memang menemukan bukti atau sebagainya ya silakan dilaporkan," ujar dia.

Baca juga: Cerita Peserta yang Gagal Ikuti Tes Perades di Blora, Tidak Mau Ikut Permainan Uang

Sekadar diketahui, pengisian perangkat desa (perades) yang dikuti oleh sekitar 194 desa dengan jumlah lowongan perangkat sebanyak 857 jabatan sudah selesai dilaksanakan.

Antusiasme masyarakat untuk mengisi lowongan tersebut sangatlah banyak. Maka tak heran, mereka rela melakukan segala cara untuk dapat menempati lowongan itu.

Beragam dugaan bermunculan terkait adanya jual beli jabatan.

Sehingga, usai pelaksanaan tes pengisian perades kali ini, banyak dari mereka yang gagal lolos perangkat desa melakukan aksi unjuk rasa karena merasa dicurangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com