Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mata Mbah Mahriyeh, Menanti Kepulangan Sang Suami, Dipisahkan oleh Letusan Gunung Semeru

Kompas.com - 08/12/2021, 05:20 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Menangis teringat Miran

Dalam kepanikan, anak dan cucu menuntun dirinya pergi ke lokasi yang lebih aman.

Saat itu, Mahriyeh tak kuasa menitikkan air mata teringat Miran seorang diri di ladang padi mereka.

"Waktu di pengungsian juga Emak (Mahriyeh) ini sebentar-sebentar nangis teringat Mbah (Miran)," kata Lailatul Jannah, kerabat Mahriyeh yang turut mengungsi ke Blitar.

Baca juga: 17 Orang Hilang akibat Erupsi Semeru, Jokowi: Seluruh Kekuatan Sudah Berada di Lapangan untuk Pencarian

Sejak awal, Mahriyeh tidak yakin Miran selamat dari semburan awan panas Gunung Semeru.

Terlebih, lokasi ladang mereka berimpitan dengan sungai aliran lahar. Setelah erupsi Gunung Semeru, banjir lahar mengakibatkan jembatan Gladak Perak di bagian hilir sungai itu terputus.

Selama dua hari dua malam berada di pengungsian di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Mahriyeh mendapatkan kabar bahwa Miran merupakan salah satu dari dua warga Kajarkuning yang belum ditemukan.

Kata Mahriyeh, seandainya dirinya tidak sedang sakit tentu dia tidak akan terpisahkan dari Miran.

Baca juga: 12 Rekomendasi IDAI untuk Lindungi Anak dari Bahaya Erupsi Semeru

Lokasi keberadaan Miran belum terjangkau

Menantu Mahriyeh, Wagiman (60), mengatakan, dirinya sudah menginformasikan letak ladang padi dan gubuk di mana Miran berada kepada tim Search and Rescue (SAR).

"Katanya sudah dipantau lokasinya menggunakan drone tapi masih belum memungkinkan untuk mengevakuasi Bapak (Miran). Ladangnya itu memang letaknya seperti di lembah, jadi tim SAR mungkin juga belum berani ke sana," kata Wagiman.

Menurut Wagiman, bukan hanya Mahriyeh yang pagi itu meminta Miran untuk tidak menginap sementara waktu di ladang, tapi juga dirinya.

Alasannya, akhir-akhir ini curah hujan sangat tinggi. Posisi ladang dan gubuk dinilai cukup berbahaya terhadap kemungkinan terjadinya banjir lahar dingin.

Baca juga: Cerita Ayu, Ibu Hamil 9 Bulan yang Lolos dari Awan Panas Gunung Semeru, Berlari hingga Kaki Terinjak-injak Warga

Padahal untuk menuju ke ladang itu, Miran yang sudah tidak mampu lagi berdiri tegak itu harus menyeberangi sungai aliran lahar Curah Kobokan.

Anak dan cucu pasangan Mariyeh dan Miran sebenarnya sudah lama meminta keduanya untuk berhenti bekerja.

Tapi Miran maupun Mariyeh sama-sama tidak mengindahkan omongan anak dan cucunya.

"Hasil ladang itu paling juga sekali panen 10 karung. Sekitar 5 kuintal lah," kata Wagiman.

Akhirnya, mereka pun berhenti mencegah Miran dan Mariyeh bekerja.

"Mungkin Bapak dan Emak tidak mau merepotkan anak dan cucunya," tambah Wagiman.

Baca juga: Tim DVI Polri Terima 30 Jenazah Akibat Erupsi Semeru, 10 Korban Telah Diidentifikasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com