KOMPAS.com- Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru yang bergulung-gulung turun seketika membuat warga panik, Sabtu (4/12/2021).
Menyusul kemudian suasana gelap saat abu vulkanik mulai menyergap perkampungan.
Situasi semakin mencekam, warga menjerit dan berlarian, berusaha menjauh dari kejaran awan panas.
Tak terkecuali seorang ibu hamil bernama Ayuningsih yang tinggal di kaki Gunung Semeru, tepatnya di Dusun Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Saya tak memikirkan apa-apa, pokoknya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," kata Ayu menceritakan kondisi saat itu, seperti dilansir dari Tribun Jatim, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Pilu di Kaki Gunung Semeru
Ayu berusaha mengerahkan segenap kekuatan yang dia miliki untuk melindungi bayi dalam kandungannya.
Sekalipun dalam kondisi susah payah itu, dia harus berlari sejauh belasan kilometer.
Sesekali dia terpaksa dipapah karena keadaan perutnya.
"Usia kehamilan saya sembilan bulan," katanya.
Saat itu, kata dia, semua warga berlari seakan berlomba menyelamatkan diri.
Hingga kakinya sempat terinjak-injak warga lainnya yang juga pontang-panting menuju lokasi aman.
Selama berlari, Ayu merasakan rasa nyeri luar biasa pada perutnya.
Tetapi dia mencoba bertahan demi buah hati yang kelahirannya sangat dia nantikan.
Baca juga: Misteri Truk Kosong Usai Gunung Semeru Meletus, Keberadaan Sopirnya Masih Jadi Teka-teki
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.