Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem Diprediksi sampai Februari 2022, BPBD Nunukan: Waspada Buaya dan Ular

Kompas.com - 19/11/2021, 17:28 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

‘’Sepertinya habitat mereka kian berkembang biak. Di bawah tower pemantau hujan di wilayah Mansalong, malah sudah menjadi lokasi favorit buaya. Mereka seakan menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat habitatnya. Inu juga menjadi warning bagi warga,’’tegasnya.

Hasan kembali menegaskan, wilayah pedalaman yang dikenal sebagai Dapil 3, butuh perhatian ekstra setiap musim hujan datang.

Selain itu, fenomena La Nina, menjadikan potensi bencana tersebut semakin meluas dan semakin besar.

BPBD Nunukan mencatat setiap tahunnya terjadi banjir dengan jumlah rata rata 9 kali di wilayah pedalaman.

Pada Januari 2021 lalu, BPBD bahkan menetapkan tanggap darurat akibat sekitar 6.000 KK di wilayah ini, terdampak banjir.

‘’Di satu sisi, Kabupaten Nunukan mengalami siklus banjir tahunan. Hal ini membuat masyarakat perbatasan RI – Malaysia ini lebih siap dan terbiasa sehingga memudahkan BPBD dalam evakuasi dan penindakan lainnya,’’katanya.

Berharap program hunian relokasi

Kesiapan warga pedalaman juga dibuktikan dengan adanya program hunian relokasi yang diinisiasi Desa Tagul.

Mereka menganggarkan pembangunan sejumlah rumah masyarakat sebagai lokasi relokasi. Lokasi tersebut berada di ketinggian dan tanahnya merupakan tanah desa.

‘’Langkah desa Tagul mulai diikuti oleh desa lain juga karena mereka menjadi aman dari banjir. Awalnya mereka membangun beberapa unit dan perlahan semua warga mendapat hunian relokasi yang aman dari banjir,’’jelas Hasan.

Baca juga: Viral Video Kasat Pol PP Nunukan Joget Dangdut di Tempat Karaoke, Bupati Beri Teguran

Masih kata Hasan, pembangunan tersebut menjadi program desa yang patut dicontoh bagi desa desa yang terletak di bantaran sungai.

Pasalnya, jika berbicara masalah relokasi, tentu menyangkut persoalan anggaran besar dan kesiapan lahan.

‘’Tapi kalau desa yang memiliki program tersebut, hasilnya bisa maksimal seperti program yang dilakukan Desa Tagul,’’imbuhnya.

Sementara untuk penanganan banjir di dataran tinggi Krayan, BPBD memiliki hambatan dengan jarak tempuh yang hanya bisa menggunakan pesawat dari Kabupaten Kota.

Namun, untuk kebutuhan informasi, BPBD sudah menempatkan dua personel yang bertugas memantau perkembangan cuaca disana.

Biasanya banjir di Krayan cepat surut. Hanya saja, para petugas dan relawan tetap harus melakukan evakuasi warga dan membantu mereka melewati jalanan yang tergenang banjir.

Upaya tersebut belum dihadapkan pada tantangan tanah longsor di Krayan, karena wilayah yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia ini merupakan wilayah pegunungan.

‘’Kita BPBD memang dituntut menjadi garda depan penanganan bencana. Untuk kesigapan tersebut kami butuh banyak anggaran karena saat ini di 21 Kecamatan terdapat pos siaga bencana dan sejumlah SDM. Operasional untuk mereka menjadi hal urgent,’’katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com