NUNUKAN, KOMPAS.com – Kasus Covid-19 di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sudah menurun. Jumlah kehamilan dan kelahiran di daerah itu juga telah meningkat,
Hanya saja, kenaikan jumlah kehamilan itu disertai dengan kematian ibu dan anak.
"Angka kehamilan cukup tinggi di dua tahun masa pandemi Covid-19. Sayangnya grafik tersebut diiringi dengan kenaikan kasus kematian ibu dan anak," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Nunukan dr Soleh saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).
IDI Nunukan mencatat ada sekitar 25 kasus kematian bayi per Oktober 2021. Angka ini dikatakan meningkat dibandingkan 2020 yang mencatat 30 kasus kematian.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalteng, Kaltim, Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, dan Sultra 1 November 2021
Demikian pula kasus kematian ibu, tahun 2020 tercatat tujuh kasus kematian, sementara per Oktober 2021 sudah terjadi enam kasus kematian.
"Kasus kematian ibu dan bayi merupakan issue (masalah) nasional yang butuh penanganan serius. Itu menjadi salah satu indikator penilaian kesehatan sebuah daerah, jangan karena terlalu konsentrasi penanganan Covid-19, kasus yang tak kalah pentingnya ini menjadi terabaikan," ujarnya lagi.
Dari sejumlah kasus yang ditangani para dokter, kebanyakan kasus kematian bayi di Kabupaten Nunukan disebabkan oleh gejala sesak nafas.
Para bayi terutama yang menjadi pasien rujukan dari Pulau Sebatik dan sejumlah wilayah di kecamatan yang berada di pelosok terisolir atau biasa disebut Dapil 3, mendominasi kasus kematian tesebut.
Baca juga: Tekan Kasus Kematian Ibu Hamil karena Covid-19, Ini Upaya Dinkes Banyumas
Bagaimana tidak? untuk menjangkau RSUD Nunukan demi mendapat perawatan intensif, masyarakat pedalaman di perbatasan RI – Malaysia ini harus menghabiskan waktu 3 sampai 6 jam.
"Kondisi geografis, transportasi yang susah dan sulit menjadi catatan penting. Lamanya bayi di perjalanan berimbas pada rentan dan bahayanya kondisi kesehatan mereka. Karena jika lebih dari satu jam, itu sudah bukan kondisi ideal dan menjadi pertaruhan nyawa bayi saat penanganan medis," jelas Soleh.
Ukuran janin yang kecil, juga berpengaruh pada daya tahan tubuh si bocah.
"Data IDI Nunukan, bayi bayi yang meninggal ini lahir dengan ukuran tubuh kecil, ada yang 1,5 kilogram atau malah dibawah 1 kilogram. Istilah medisnya mereka masuk kategori Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)," imbuhnya.