Di tengah situasi yang sulit itulah, dua atau tiga bulan lalu, Sanusi membulatkan tekad membuka biro jodoh di rumahnya yang kini ia tinggali seorang diri.
Sanusi memesan banner ukuran 1x1,5 meter dengan tulisan besar warna merah "Biro Jodoh".
Tanpa telepon pintar di tangannya, dia mulai menjajakan jasa perjodohan dengan cara lama.
Klien datang membayar Rp 100.000, menyerahkan cetakan foto berwarna, foto kopi KTP, dan nomor telepon.
Baca juga: Dilihat Dulu Fotonya, kalau Cocok Dibalik, di Belakang Ini Ada Nama dan Nomor Telepon Pemilik Foto
Foto-foto itu akan ditunjukkan kepada klien-klien berikutnya yang mungkin tertarik pada klien-klien Sanusi yang telah datang lebih dulu.
Selama sekitar dua bulan terakhir, Sanusi mengaku sudah berhasil menjodohkan 5 pasangan.
Kini di rumahnya, tersisa 7 foto dan nama yang belum mendapatkan jodoh, 5 laki-laki dan dua perempuan.
"Satu perawan usia 38 tahun, kerja di Hongkong dan sudah waktunya pulang. Satu lagi janda cantik 31 tahun punya satu anak, usaha salon, punya rumah dan mobil," ujarnya tentang dua klien perempuannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.