Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Gulat Okol dari Gresik yang Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional

Kompas.com - 02/11/2021, 05:47 WIB
Hamzah Arfah,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

Tidak hanya pria dewasa dan remaja, namun dalam permainan gulat okol juga memiliki kelas khusus untuk kategori anak-anak dan wanita.

"Kalau dari cerita turun-temurun, awalnya ya pria dewasa saja. Namun perkembangan zaman, itu kemudian ada kategori wanita dan anak-anak. Pastinya saya lupa, tapi saya yang sekarang usia 46 tahun, dulu saat SD sudah ikut gulat okol," tutur Saiful.

Aturan Permainan

Dalam setiap gulat okol yang dimainkan, bakal melibatkan sepasang petarung secara bergantian, yang masing-masing didampingi oleh seorang pelandang (wasit).

Tak asal bermain, pertandingan gulat okol juga menerapkan sejumlah aturan untuk menghindari efek negatif.

Beberapa aturan yang tidak diperbolehkan dalam permainan gulat okol di antaranya, dilarang meninju lawan hingga mencederai lawan dengan membelitkan kaki.

Termasuk, mencengkeram lawan menggunakan kuku sehingga menyebabkan terluka. Untuk itu itu, sebelum pertandingan peserta pasti diperiksa kesiapan dan kondisinya.

"Ini tradisi turun-temurun dan sejak dulu ada, pertarungan hanya sebatas di atas ring. Tidak boleh ada dendam, selesai pertandingan ya sudah," kata Saiful.

Sebelum bertanding, peserta juga dipakaikan selendang dan ikat kepala.

Dengan arena pertandingan dibuat sedemikian rupa, sehingga warga atau penonton bisa dengan mudah melihat pertunjukan gulat okol.

Tidak lupa di atas panggung diberi pengaman berupa jerami yang dilapisi karung goni, dengan sekeliling panggung diberikan tali sebagai pembatas supaya aman.

"Gulat okol juga ada tekniknya. Saya yakin kalau sudah tahu tekniknya, pasti bisa menguasai pertandingan. Warga di sini rata-rata ya sudah tahu tekniknya, tinggal siapa yang paling jago," tutur Saiful.

Baca juga: Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Ini Makna dan Sejarah Tempe Mendoan

Diiringi Gamelan

Untuk mengiringi tontonan gulat okol di atas panggung, biasanya warga Desa Setro memainkan gamelan.

Bunyi gamelan yang ditabuh, menjadi pengisi kekosongan pada saat pertandingan berlangsung di mana para pemain yang tergabung dalam grup gamelan ini, juga merupakan warga asli desa setempat.

"Para pemain gamelan sekarang sudah mulai menua, dengan remaja sekarang tidak terlalu interest, tidak seperti gulat okolnya. Makanya, ini kami juga pelan-pelan melakukan regenerasi agar nantinya tetap ada pengiring grup gamelan tetap warga kami," ucap Saiful.

Musik gamelan yang dimainkan oleh warga Desa Setro, turut mengiringi pada setiap pelaksanaan tradisi gulat okol.KOMPAS.COM/istimewa Musik gamelan yang dimainkan oleh warga Desa Setro, turut mengiringi pada setiap pelaksanaan tradisi gulat okol.

Sementara untuk kostum yang dikenakan oleh pengadil di ring gulat okol, yang terlihat mirip seperti baju khas ala Madura.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Regional
Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Regional
Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Curhat Lewat Buku Harian, Remaja di Jember Diperkosa Pamannya Sebanyak 10 Kali

Regional
Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Jalur Aceh-Sumut Diterjang Longsor, Polisi Berlakukan Sistem Buka-Tutup

Regional
17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

17 Sapi di Aceh Mati Disambar Petir

Regional
Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Modus Penipu Jasa Foto Pernikahan di Lamongan, Minta Transfer Uang tapi Tidak Datang

Regional
Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Regional
Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Regional
Jelang Pilkada Kota Bandung, Saatnya Aktivis Pramuka Pimpin Kota Bandung

Jelang Pilkada Kota Bandung, Saatnya Aktivis Pramuka Pimpin Kota Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com