Menurut Saiful, nenek moyang warga Desa Setro dulunya memang perantau asal Madura.
"Kenapa putih-merah seperti yang biasa digunakan oleh warga Madura, karena mbah buyut kami itu dari Madura dan kemudian menetap di sini. Bahkan, pada saat acara haul mbah buyut kami, tidak sedikit warga Madura yang datang ke sini untuk ikut mendoakan," tutur Saiful.
Lantaran pandemi Covid-19 yang melanda, tradisi gulat okol yang sebelumnya rutin dilaksanakan setiap tahun bersamaan dengan agenda sedekah bumi di Desa Setro ditiadakan.
Hal ini sebagai bagian dalam rangka mentaati peraturan pemerintah, serta mencegah terjadinya penularan dan penyebaran Covid-19.
"Dalam dua tahun terakhir tidak sempat digelar, karena masih pandemi Covid-19," tutur Mujid Riduan, salah seorang Wakil Ketua DPRD Gresik yang berasal dari Kecamatan Menganti.
Baca juga: Sempat Terbengkalai, Stasiun Indro Gresik Mulai Difungsikan untuk Kereta Api Barang
Sebelum pandemi, tradisi gulat okol rutin digelar setiap tahun.
Bahkan, sepengetahuan Mujid, warga desa setempat yang bekerja di luar kota merelakan diri pulang kampung untuk melihat atau mengikuti gulat okol yang sudah menjadi tradisi.
"Sebagai wujud melestarikan budaya seni, masyarakat Desa Setro di manapun pasti pulang dari perantauan saat tradisi gulat okol diadakan. Ini juga sebagai ajang silaturrahmi," kata Mujid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.