Menurutnya, mobil pengangkut miliknya dalam kondisi normal membawa ayam ke Pulau Kijang lebih banyak.
Namun, karena jembatan di Parit 16 Desa Pulau Kecil rusak berat, membuat beban angkutan ayam dikurangi.
Mewakili masyarakat setempat, Adesni berharap Pemerintah Daerah segera memperbaiki jembatan Parit 16 Desa Pulau Kecil.
Apalagi, jembatan ini merupakan akses masyarakat Kecamatan Reteh dalam menunjang aktifitas sehari–hari.
"Semua masyarakat Reteh mungkin sudah mengeluh dan terlalu sabar dengan keadaan jembatan kami ini. Apalagi dengan bertambahnya lagi satu jembatan di Desa Sanglar yang putus. Pemerintah jangan tutup mata dengan keadaan ini. Kami menangis kalau ingat kejadian ini," kata Adesni.
Kondisi tersebut membuat masyarakat atau pemilik kendaraan roda empat kini memilih menggunakan Pelabuhan Penyeberangan H Andi Arif, sebagai akses alternatif dengan melewati Parit Jawa, seberang Pulau Kijang, Kecamatan Reteh.
Apalagi, jembatan Desa Pulau Kecil bukan satu–satunya jembatan yang rusak di Kecamatan Reteh.
Dua jembatan lainnya juga dalam kondisi mengkhawatirkan, yaitu jembatan Sungai Gading Desa Sanglar dan Jembatan Parit 2 Jalan Riau, Pulau Kijang, Kecamatan Reteh.
Kendaraan roda empat tidak hanya membawa penumpang, biasanya juga mengangkut hasil tani dan perdagangan demi memenuhi kebutuhan ekonomi hidup keluarga.
Di penyeberangan alternatif ini menggunakan ponton kayu, sejenis alat transportasi sungai yang umumnya berfungsi mengangkut orang dan sepeda motor.
Saat ini, kendaraan roda empat seperti pikap dan mobil pribadi lainnya, lebih memilih menyeberangi sungai yang luasnya kurang lebih 500 meter.
Andi Arif selaku pemilik pelabuhan penyeberangan menuturkan, pelabuhan ini difungsikan untuk kendaraan setelah banyak masyarakat yang mau berangkat ke Kotabaru terkendala jalan dan jembatan rusak.
"Penyeberangan difungsikan bagi kendaraan roda empat sejak jembatan di Parit 16 Desa Pulau Kecil, Kecamatan Reteh, putus. Penjual sayur dan pecah belah yang menggunakan mobil L300 sering menyebrang di sini," kata Andi kepada wartawan.
Untuk biaya penyeberangan, kata dia, masyarakat dikenakan tarif Rp 150.000 untuk satu kendaraan roda empat sekali menyeberang, dan Rp 10.000 untuk sepeda motor.
"Untuk keamanan, Insya Allah aman. Malah terkadang tengah malam orang minta diseberangkan kami seberangkan, karena rata-rata sudah kenal dan tahu nomor telepon kami, jadi tinggal telepon saja dari seberang," ujar Andi.
Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan pelabuhan penyeberangan ini, bisa melewati Jalan di KM 5 Kempas menuju Jalan Lintas Enok.
Tiba di Parit Muhammad, kemudian belok ke kanan memasuki wilayah Benteng, Kecamatan Sungai Batang lalu menuju ke Parit Jawa seberang Pulau Kijang.