Berbekal ponsel baru, malam itu juga ia mengikuti Siboen membuat konten misteri di hutan sekitar desa.
"Malam itu saya langsung dapat memenuhi jam tayang untuk monetisasi, jumlah subcriber juga lumayan. Kebetulan waktu itu dari beberapa teman yang bareng tidak bisa live, hanya saya yang bisa," kata Angger.
Namun waktu itu ia belum bisa mencairkan uangnya. Setelah kurang lebih tiga bulan ia baru mendapat uang pertama dari YouTube.
Baca juga: Dituduh Lakukan Pesugihan, Siboen Akhirnya Membuat Kampung YouTuber (3)
Sejak saat itu, ia semakin meyakinkan hatinya untuk menjadi seorang YouTuber.
"Pagi saya menyiapkan cilok, siang berjualan sambil ngevlog. Sepulang jualan, malam harinya saya buat konten misteri," ujar Angger.
Saat itu kontennya sangat sederhana, yaitu berisi live berjualan cilok keliling desa.
Namun sejak pandemi Covid-19, Angger memutusukan tidak lagi berjualan cilok.
"Sejak awal pandemi Covid-19 saya berhenti berjualan cilok dan fokus di YouTube, karena jualannya sepi, gang-gang ditutupi semua," kata Angger.
Mulai tahun 2019 Angger mencoba mengubah konten di channel miliknya. Ia mencoba membuat konten konten yang berada, yaitu memasak makanan tradisional di alam bebas.
Konten tersebut berisi kegiatan mencari bahan makanan di hutan dan memasaknya di alam bebas.