BANYUMAS, KOMPAS.com - Kampung Youtuber di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melahirkan banyak konten kreator yang sukses.
Cerita sukes itu salah satunya datang dari Sutirwan (45) alias Angger Pradesa, seorang mantan pedagang cilok keliling.
Pemilik channel Angger Pradesa ini menceritakan, titik balik perjalanannya diawali pertemuannya dengan Siswanto (38) alias Siboen, pria yang menjadi inisiator Kampung YouTuber.
Baca juga: Kisah Siboen, YouTuber Lulusan SD Berpenghasilan Capai Rp 150 Juta per Bulan (1)
Sebelumnya Siboen kerap membuat konten YouTube dengan memborong dagangannya. Ia lantas menemui Siboen untuk belajar menjadi YouTuber.
Angger, demikian sapaannya, berkeinginan mengikuti jejak kesukesan Siboen.
"Saya tertarik menjadi YouTuber untuk menambah penghasilan. Jualan cilok kadang sehari habis, kadang sampai tiga hari, kadang sampai modal habis," kata Angger saat ditemui, belum lama ini.
Pria yang putus sekolah pada kelas 3 SD ini menceritakan, mulai berjualan cilok keliling sekitar tahun 2002.
"Setelah menikah saya jualan cilok keliling, sekitar tahun 2002. Awalnya dipikul, kemudian pakai gerobak dorong, tapi waktunya habis di jalan, jadi saya kredit motor," tutur Angger.
Baca juga: Cerita Siboen, YouTuber Berpenghasilan Rp 150 Juta, Sempat Dikira Pesugihan (2)
Namun impiannya menjadi YouTuber terkendala peralatan, karena ia hanya memiliki ponsel jadul tanpa kamera.
Ia lantas membongkar celengan yang dikumpulkan bertahun-tahun.
"Saya dapat uang sekitar Rp 2 juta. Saya ditemani Mas Siboen membeli ponsel, sampai sana saya sempat termenung karena uangnya kurang. Akhirnya kekurangannya dibayari Mas Siboen," kisah Angger.