Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Karolus Belmo Dosen asal NTT yang Juga Pemulung Sampah, Tak Malu meski Dicibir

Kompas.com - 22/10/2021, 12:19 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Suara raungan kendaraan roda dua yang bising, membangunkan Karolus Belmo dari tidurnya.

Sinar surya masih malu-malu menampakan wujudnya, Karolus bergerak menyiapkan diri mulai membasuh wajahnya dengan air segar hingga mengambil karung plastik di ujung kamar belakang rumah.

Mengenakan kaos oblong dipadu celana panjang hitam, Karolus Belmo mulai keluar rumah menyusuri Jalan Adisucipto hingga kampus Universitas Nusa Cendana Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pagi yang cerah itu, Karolus memungut sampah plastik yang berserakan di sepanjang jalan protokol.

Baca juga: Dampak Gempa Malang, Kanopi Mushala Ambruk dan Plafon Sebuah Kantor Desa di Blitar Rusak

Sampah yang dia ambil seperti botol plastik, kaleng bekas, kardus, dimasukan ke dalam karung plastik warna putih.

Setelah sampah yang terkumpul penuh, ia lalu membawanya pulang ke mess kampus yang menjadi tempat tinggalnya.

Hasil sampah yang dikumpulkan, kemudian dibersihkan dan dijual.

Sampah botol gelas plastik bekas yang sudah dibersihkan dijual Rp 6.000 per kilogram dan yang belum dibersihkan Rp 4.000 per kilogram.

Botol plastik bekas seharga Rp 4.000 per kilogram.

Sedangkan kardus bekas Rp 1.000 per kilogram dan kaleng bekas Rp 3.000 per kilogram.

Barang-barang ini dijual kepada pedagang barang bekas. Ia juga menyiapkan tempat penampungan dan pengumpulan barang bekas.

Rutinitas itu dilakukannya setiap hari mulai pukul 05.00 Wita hingga pukul 06.30 Wita.

Meski sebagai pemulung sampah, namun Karolus saat ini tercatat sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Kupang.

Karolus juga menjabat sebagai wakil direktur I bidang akademik STIM Kupang.

Meski memiliki jabatan di kampus, namun Karolus tidak merasa minder dengan profesi tambahannya sebagai pemulung.

"Memungut dan menjual sampah bukan semata-mata untuk menambah penghasilan dan pendapatan tetapi lebih pada panggilan jiwa atas tanggungjawab kebersihan lingkungan," ujar Karolus, kepada Kompas.com, Jumat (22/10/2021).

Bagi sarjana S1 jebolan Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, NTT ini, menjadi pemulung justru karena kecintaannya pada lingkungan.

"Sampah memang peluang menghasilkan uang, tapi bukan sekadar tujuan itu yang saya kejar. Saya cinta kebersihan," kata Karolus.

Karolus mengaku, memungut sampah dan menjadi pemulung sudah dijalaninya sejak tahun 2019 lalu.

Aksi memungut sampah juga bahkan menjadi 'aksi protes' bagi magister pendidikan jebolan Universitas Negeri Malang Jawa Timur ini atas rendahnya kesadaran masyarakat Kota Kupang menjaga kebersihan.

Rata-rata warga berpendidikan menengah ke atas merupakan kelompok masyarakat yang sering tidak taat membuang sampah.

"Dari atas mobil, mereka (warga menengah keatas) membuang sampah begitu saja tanpa ada kesadaran akan kebersihan," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com