Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susur Sungai di Ciamis Ternyata Tak Berizin, Awalnya Kegiatan Pungut Sampah, Polisi Selidiki Peran Penanggungjawab

Kompas.com - 21/10/2021, 16:05 WIB
Aprillia Ika

Editor

CIAMIS, KOMPAS.com - Hasil pemeriksaan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ciamis terkait kasus tragedi maut susur sungai yang menewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru beberapa waktu lalu menyebutkan jika kegiatan tersebut ternyata tak berizin. 

Hal ini didapat usai pemeriksaan 13 saksi dari pelajar, warga dan pihak sekolah terkait kasus tragedi maut susur sungai di Ciamis itu.

Baca juga: Polisi Sebut Kegiatan Susur Sungai Tak Berizin, Guru dan Murid Hanya Diajak Penanggung Jawab

Pihak sekolah membantah kegiatan susur sungai adalah resmi selama ini dan tiap guru yang ikut saat kejadian tak diberikan surat tugas.

Kepala Polres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi menyatakan, dari hasil pemeriksaan, kegiatan awal adalah pemungutan sampah di bantaran sungai.

Baca juga: Olah TKP Susur Sungai di Ciamis, Polisi: Arus Tenang, 11 Jenazah Berkumpul di Satu Tempat Berkedalaman 2 Meter

Selama kegiatan, para siswa tak ada jadwal menyeberangi sungai, melainkan hanya berjalan di sekitar bantaran sungai.

Polisi: tak ada alat pengaman karena bukan kegiatan susur sungai

"Kami masih melakukan penyelidikan terkait siswa yang masuk ke sungai Cileueur dan telah diperiksa 13 orang saksi. Menurut keterangan warga setempat mereka melihat para siswa dari kejauhan. Tapi dengan kejadian tersebut ada 11 orang siswa yang meninggal dunia masuk ke sungai meski sejauh ini tidak ditemukan alat pengaman dalam kegiatan karena acara itu bukan susur sungai," jelas Wahyu kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Cerita Seputar TKP Tragedi Susur Sungai Ciamis: Nama Korban Pertama yang Hanyut Jadi Nama Kampung dan Dikenal Angker

Wahyu menambahkan, sesuai keterangan para saksi sementara bahwa dalam kegiatan itu para siswa diwajibkan membersihkan sampah di pinggir jalan dalam karung.

Polisi selidiki peran penanggugjawab

Polisi saat ini masih fokus mendalami pemeriksaan olah tempat kejadian perkara di Sungai Cileueur.

Baca juga: Detik-detik Tragedi Susur Sungai: Pemancing Lihat 1 Orang Terpeleset, Seret Siswa Lainnya, Suasana Pun Berubah Panik

"Sesuai pemeriksaan juga, kegiatan yang dilakukan selama itu tidak ada izin dari pihak sekolah maupun pesantren. Juga 11 orang guru di lokasi kejadian diajak oleh penanggungjawab, tapi mereka juga tak memiliki surat perintah tetapi para penanggungjawab mengajak untuk membantu siswa supaya didampingi," tambah dia.

Baca juga: Cerita Ibu Korban Susur Sungai, Sebelum Kejadian Anaknya Sempat Video Call tapi Tak Bicara, Hanya Senyum

Korban selamat tragedi susur sungai dapat pendampingan

Kepolisian pun telah melaksanakan bantuan pendampingan psikologis para korban selamat oleh Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Polda Jawa Barat.

"Kita sedang selidiki dari para penanggungjawab terkait kenapa para korban meninggal dan ada siswa yang berada di tengah sungai atau muara tempat ditemukannya para korban," pungkasnya.

Baca juga: Cerita Faisal, Korban Selamat Tragedi Susur Sungai: Kegiatan Direncanakan Sebelum Jumatan, yang Ikut Modal Nekat

 

Tragedi susur sungai renggut nyawa 11 siswa MTs Harapan Baru

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung Kabupaten Ciamis ditemukan tewas tenggelam saat acara susur sungai Pramuka di Sungai Cileueur, Leuwi Ili Desa Utama Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis, Jumat (15/10/2021).

Seluruh korban tewas terbawa arus sungai saat acara Pramuka sekolahnya yang dihadiri oleh para siswa lainnya dan beberapa orang guru sekolah tersebut.

Awalnya kejadian sekira pukul 13.30 WIB siang tadi dan seluruh korban meninggal baru bisa dievakuasi Tim SAR, BPBD, TNI dan Polri Kabupaten Ciamis sebanyak 10 korban pada pukul 20.05 WIB Jumat malam.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat menuturkan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan ada beberapa siswa sekolah tersebut yang hilang usai acara susur sungai kegiatan Pramuka.

Pihaknya mendapatkan keterangan pihak sekolah bahwa ada 150 siswa bersama para guru yang turun ke sungai.

Namun, sesampainya di sekolah sekaligus lingkungan pesantren junlah siswa baru diketahui ada yang belum kembali ke asrama.

Para korban merupakan siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran usia 12 tahun sampai 13 tahun.

Pihaknya pun bersama Tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian sejak siang sampai Jumat malam.

"Iya, pada pukul 20.05 WIB jenazah siswa yang tenggelam sudah ditemukan meninggal 10 orang. Baru sekitar pukul 21.00 WIB lebih ditemukan lagi seorang jadi total 11 orang," jelas Memet, Jumat malam.

(Penulis Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com