Warga yang turun bekerja merakit kursi sintesis, mendapat upah antara Rp 40.000 hingga Rp 130.000 per kursi, tergantung kesulitan motif anyaman.
Dalam satu hari, satu orang bisa membuat satu kuri. Namun, pekerja yang sudah mahir bisa menghasil jumlah lebih banyak.
Candra mengungkapkan kursi anyaman sintetis tersebut diekspor ke Amerika Serikat dan Perancis.
"Tapi memang yang mengurus ekspor dari perusahaan, kami fokus ke pengerjaan dan pemberdayaan warga yang terdampak pandemi agar tetap bisa bertahan," ujarnya.
Baca juga: Juhari Terharu Saat Terima Uang Rp 2 Juta dari Jokowi, Mengaku untuk Modal Usaha
Dikatakan, awalnya warga memang kesulitan untuk merakit anyaman kursi tersebut. Namun setelah mendapat pelatihan, mereka malah antusias.
"Terus terang kami mendapat keuntungan berlipat, awalnya hanya ingin mencari ilmu, malah kemudian menjadi sumber nafkah. Alat-alat untuk membuat seperti kompresor, gunting dan lain-lain juga sudah menjadi hak milik kampung," kata Candra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.