“Petugas itu bilang, 'iya saya yang salah, terus mau minta apa',” kata Yusuf menirukan ucapan tenaga kesehatan tersebut.
Pernyataan itu dinilai menyinggung pihak keluarga.
Yusuf pun meminta pihak Puskesmas meminta maaf atas pernyataan tersebut karena dinilai menyakitkan.
Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Usai Vaksin, Ini Penjelasan Kadinkes
Sementara itu Ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) RI Jember Lukman Winarno mengatakan tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan tersebut melanggar kode etik yang melekat dalam UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.
Lukman berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi tenaga kesehatan yang lain.
“Keluarga meminta agar nakes tersebut meminta maaf,” kata Lukman.
Terkait kasus tersebut, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember, Mahrus Syamsul mengatakan pihaknya sudah menelusuri kasus meninggalnya Rahel.
Dari hasil penelusuran Dinas Pendidikan Wilayah Jember, Rahel ternyata sempat main bola bersama teman-temannya dua hari setelah vaksin.
Ia menyebut Rahel adalah atlet sepak bola.
“Dia Jumat vaksin, Minggu-nya masih sempat main sepak bola bersama teman-temanya,” kata Mahrus Syamsul kepada Kompas.com via telepon, Senin (4/10/2021).
Menurutnya hari Senin, Rahel masih pergi sekolah seperti biasa dan pada hari Selasa masih bermain sepak bola.
Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Setelah Vaksin, Sempat Muntah dan Kaki Membengkak
Kendati demikian, Mahrus tidak bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya pelajar tersebut.
“Mungkin setelah divaksin, dia tidak boleh terlalu lelah. Mungkin terlalu lelah,” jelas dia.
Mahrus menuturkan, vaksinasi tidak menyebabkan orang meningggal dunia. Sebab, banyak pelajar dan masyarakat yang juga mendapat vaksin guna mencegah penularan Covid-19.
“Saya vaksin, teman-teman di sini juga vaksin, tidak apa-apa ini,” tutur dia.