Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rahel, Pelajar SMA yang Meninggal Seminggu Setelah Vaksin, Disebut Kelelahan Usai Sepak Bola

Kompas.com - 06/10/2021, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ananda Rahel Pratama (15), pelajar kelas X SMAN 1 Kencong, Jember, Jawa Timur, meninggal dunia seminggu setelah menerima vaksin Covid-19.

Rahel tercatat sebagai warga Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Ia menerima vaksin pada 10 September 2021 di sekolahnya yang difasilitasi oleh Puskesmas Cakru.

Namun usai vaksin, kondisi Rahel terus menurun. Dia mengeluh tidak enak badan, muntah, mual, panas dingin dan mengeluh perutnya kaku.

Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Usai Divaksin, Dinkes: Tak Ada Hubungannya dengan Vaksinasi

Pada Minggu (19/9/2021), Rahel mengeluh kram saat bangun tidur dan pada Minggu siang, kakinya bengkak.

“Masih bisa berjalan, namun kayak orang stroke itu,” kata kakek korban, Ahmad Sholeh Yusuf pada Kompas.com melalui telepon, Senin (4/10/2021).

Oleh nenek dan kakaknya, Rahel dilarikan ke RS Balung. Sayangnya nyawa remaja 15 tahun tersebut tak bisa diselamatkan.

Ia menghembuskan napas terakhir saat perawatan. Jenazah korban pun dibawa pulang untuk dimakamkan.

Baca juga: Pelajar SMA Meninggal Usai Vaksin, Disdik Jember: Sempat Main Sepak Bola, Mungkin Terlalu Lelah

Ucapan nakes dianggap sakiti hati keluarga

Ilustrasi NakesKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi Nakes
Yusuf mengatakan dalam surat keterangan vaksin yang diterima oleh cucunya tak ada keterangan nomor telepon yang bisa dihubungi ketika ada keluhan.

Sehingga saat Rahel mengeluh sakit, keluarga yang merupakan orang awam tak bisa menindaklanjutinya.

“Seharusnya ada nomor kontak keluhan di surat vaksinasi itu,” terang dia.

Yusuf mengaku sebenarnya keluarga sudah menerima kejadian tersebut. Namun pihak keluarga menyesalkan pernyataan dari pihak tenaga ksehatan Puskesmas Cakru.

Ia bercerita saat itu tenaga kesehatan Puskesmas Cakru datang untuk takziah ke rumah keluarga Rahel.

Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Usai Vaksin, Ini Penjelasan Kadinkes

Pihak keluarga kemudian bertanya kenapa tidak ada keterangan nomor yang bisa dihubungi di surat keterangan vaksin jika ada keluhan.

Menurut Yusuf, saat itu petugas mengeluarkan pernyataan yang membuat keluarga sakit hati.

“Petugas itu bilang, 'iya saya yang salah, terus mau minta apa',” kata Yusuf menirukan ucapan tenaga kesehatan tersebut.

Pernyataan itu dinilai menyinggung pihak keluarga.

Yusuf pun meminta pihak Puskesmas meminta maaf atas pernyataan tersebut karena dinilai menyakitkan.

Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Usai Vaksin, Ini Penjelasan Kadinkes

Sementara itu Ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) RI Jember Lukman Winarno mengatakan tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan tersebut melanggar kode etik yang melekat dalam UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.

Lukman berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi tenaga kesehatan yang lain.

“Keluarga meminta agar nakes tersebut meminta maaf,” kata Lukman.

Disebut kelelahan karena main bola

Ditemukannya vaksin bisa membuat beberapa penyakit menurun angka kejadiannya tahun demi tahun.Unsplash/Mufid Majnun Ditemukannya vaksin bisa membuat beberapa penyakit menurun angka kejadiannya tahun demi tahun.
Terkait kasus tersebut, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember, Mahrus Syamsul mengatakan pihaknya sudah menelusuri kasus meninggalnya Rahel.

Dari hasil penelusuran Dinas Pendidikan Wilayah Jember, Rahel ternyata sempat main bola bersama teman-temannya dua hari setelah vaksin.

Ia menyebut Rahel adalah atlet sepak bola.

“Dia Jumat vaksin, Minggu-nya masih sempat main sepak bola bersama teman-temanya,” kata Mahrus Syamsul kepada Kompas.com via telepon, Senin (4/10/2021).

Menurutnya hari Senin, Rahel masih pergi sekolah seperti biasa dan pada hari Selasa masih bermain sepak bola.

Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Setelah Vaksin, Sempat Muntah dan Kaki Membengkak

Kendati demikian, Mahrus tidak bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya pelajar tersebut.

“Mungkin setelah divaksin, dia tidak boleh terlalu lelah. Mungkin terlalu lelah,” jelas dia.

Mahrus menuturkan, vaksinasi tidak menyebabkan orang meningggal dunia. Sebab, banyak pelajar dan masyarakat yang juga mendapat vaksin guna mencegah penularan Covid-19.

“Saya vaksin, teman-teman di sini juga vaksin, tidak apa-apa ini,” tutur dia.

Baca juga: Satu Keluarga Tinggal di Poskamling Pindah ke Rumah Warga, Dinsos Jember: Dipastikan Kebutuhannya Tercukupi

Nakes diberi pembinaan

Ilustrasi tenaga medis yang bersiaga sebagai benteng terakhir pertahanan kesehatan masyarakat. Ilustrasi oleh Hari Merdeka.Hari Merdeka Ilustrasi tenaga medis yang bersiaga sebagai benteng terakhir pertahanan kesehatan masyarakat. Ilustrasi oleh Hari Merdeka.
Sementara itu terkait ucapan nakes yang dianggap menyakiti keluarga Rahel, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dr Lilik Lailiyah mengaku telah memanggil Kepala Puskesmas Cakru untuk mengklarifikasi.

“Untuk nakes ini dan kepala puskesmas sudah kami tindak lanjuti dan mendapat pembinaan,” jelas dia kepada Kompas.com via telepon, Senin (4/10/2021).

Selain itu Lilik menyebut vaksinator dianggap lalai karena tidak mencantumkan nomor kontak yang bisa dihubungi setelah vaksinasi dalam surat vaksin.

Dia mengingatkan kepada seluruh vaksinator agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Baca juga: Viral, Napi Baju Loreng di Lapas Jember Melakukan Penganiayaan, Korban Dituduh Mata-mata Polisi

“Namun karena manusia, mungkin ada lupanya, lupa tidak dituliskan. Seharusnya itu tidak terjadi,” papar Lilik

Lilik juga menyebutkan, hasil analisis tim medis menyatakan bahwa siswa tersebut meninggal bukan karena vaksin.

“Hasil analisa tim medis, tidak ada hubungan dengan vaksinasi,” kata Lilik.

Dia menilai, jarak antara vaksin dengan meninggalnya korban cukup lama, yakni selisih delapan hari.

SUMBER: KOMPAS.co.(Penulis: Bagus Supriadi | Editor : Priska Sari Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Regional
Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Regional
Gerombolan Bersenjata Tajam Kembali Berulah di Jalan Lingkar Salatiga

Gerombolan Bersenjata Tajam Kembali Berulah di Jalan Lingkar Salatiga

Regional
Elpiji 3 Kg di Semarang Mahal dan Langka, Pertamina Beri Penjelasan

Elpiji 3 Kg di Semarang Mahal dan Langka, Pertamina Beri Penjelasan

Regional
Suami Istri Jual Sabu-sabu di Riau

Suami Istri Jual Sabu-sabu di Riau

Regional
Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Regional
Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Regional
Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Regional
Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Regional
Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Regional
Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Regional
Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com