Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Hermina Diborgol Aparat Saat Aksi Penolakan Pembangunan Waduk Lambo, Dilepaskan Setelah Diprotes Para Mama

Kompas.com - 05/10/2021, 19:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Hermina Mawa, seorang ibu rumah tangga dari Dusun Malapoma, Desa Rendu Butowe, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagakeo, NTT mengaku diborgol aparat saat menggelar aksi penolakan pembangunan Waduk Lambo pada Senin (4/10/2021).

Ia kemudian dibebaskan oleh aparat setelah diprotes para ibu peserta aksi.

Kasus tersebut berawal saat para warga melakukan aksi protes pembangunan Waduk Lambo.

Peristiwa tersebut berawal saat para ibu yang ikut aksi berdebat dengan aparat yang memasuki lokasi pembangunan.

Baca juga: Aparat Diduga Memborgol Seorang Ibu di Lokasi Waduk Lambo, Warga Teriak: Jangan Cuma 1, Borgol Semuanya

Situasi semakin memanas saat seorang anggota Brimob memborgol tangan Hermina Mawa. Mengetahui hal tersebut, ibu-ibu yang ada di gerbang meneriaki aparat.

“Jangan hanya satu orang. Borgol semua,” teriak ibu-ibu.

Menurut Hermina, setelah aparat memborgol kedua tangannya, ia hendak dibawa ke Polres Ngada. Namun ia dibebaskan setelah para ibu peserta aksi mengajukan protes.

“Mereka sudah bawa saya ke mobil pikap mau ke Polres Ngada. Karena mama-mama yang lain minta borgol semua, akhirnya mereka buka lagi borgol dari tangan saya,” kata Hermina kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin malam.

Baca juga: Bersitegang dengan Masyarakat Adat di Lokasi Pembangunan Waduk Lambo, Ini Kata Polisi

Dianggap masuk tanpa izin

Foto : Ibu-ibu di Desa Rendu Butowe, Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, NTT, mengadang petugas apprasisal dan aparat kepolisian di tengah jalan menuju lokasi pembangunan waduk Lambo, pada Sabtu (25/9/2021).Kompas.com/Nansianus Taris Foto : Ibu-ibu di Desa Rendu Butowe, Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, NTT, mengadang petugas apprasisal dan aparat kepolisian di tengah jalan menuju lokasi pembangunan waduk Lambo, pada Sabtu (25/9/2021).
Hermina mengatakan, ia bersama ibu-ibu lainnya itu mengadang petugas Balai Wilayah Sungai NT II dan aparat keamananan, karena mereka masuk lokasi tanpa sepengetahuan dan seizin masyarakat adat setempat.

“Mereka datang bagai pencuri yang hendak merampas tanah, makanya kami adang. Kami minta pertanggungjawaban mereka,” ujar Hermina.

Menurutnya aksi tersebut mereka lakukan karena petugas Balai Wilayah Sungai NT II dan aparat keamananan masuk lokasi tanpa sepengetahuan dan seizin masyarakat adat setempat.

“Mereka datang bagai pencuri yang hendak merampas tanah, makanya kami adang. Kami minta pertanggungjawaban mereka,” ujar Hermina.

Baca juga: Ibu-ibu di Nagakeo Duduk di Tengah Jalan, Adang Aparat dan Petugas Menuju Lokasi Pembangunan Waduk Lambo

Ia mengatakan akasi yang dilakukan pada dirinya dan ibu-ibu di dusun Molopama dianggap telah melanggar standar operasional prosedur (SOP) kepolisian.

“Polisi itu kan pengayom dan pelindung masyarakat. Tetapi, fakta di lapangan berbeda. Mereka borgol saya secara paksa. Mereka juga menarik-narik kami secara paksa untuk keluar dari gerbang ini,” katanya.

Hermina pun meminta Presiden RI, Kapolri, dan Kapolda NTT, agar menegur aparat keamanan yang berlaku kasar terhadap masyarakat kecil.

Baca juga: Masyarakat Adat Minta Lokasi Pembangunan Waduk Lambo Direlokasi

“Pak Presiden, pak Kapolri, dan pak Kapolda, tolong, kami masyarakat adat mesti dilindungi juga bukan malah diperlakukan tidak manusiawsi seperti yang terjadi di sini,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Nagekeo, AKBP Agustinus Hendrik Fai saat dikonfirmasi oleh Kompas.com membantah kejadian itu.

Dia menampik adanya aksi aparat memborgol seorang ibu di Dusun Molopama, Desa Rendu Butowe tersebut.

"Tidak ada itu di lapangan," tegas Agustinus saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa siang.

Baca juga: Buntut Penolakan Waduk Lambo, Masyarakat Adat Menutup Kantor Desa

"Masyarakat adat bukan residivis"

Foto : Ratusan masyarakat adat Desa Redubutowe, Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, NTT, mengadang petugas dan aparat yang hendak melakukan pengukuran tanah untuk lokasi pembangunan waduk Lambo, Sabtu (19/9/2021).Dokumen warga Foto : Ratusan masyarakat adat Desa Redubutowe, Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, NTT, mengadang petugas dan aparat yang hendak melakukan pengukuran tanah untuk lokasi pembangunan waduk Lambo, Sabtu (19/9/2021).
Sementara itu Wakil Ketua Forum Penolakan Pembangunan Waduk Lambo, Wilibrodus Ou, mengutuk keras aksi aparat keamanan terhadap masyarakat adat tersebut.

Wilybrodus menyebutkan, aparat dikirim ke lapangan bukan untuk melakukan kekerasan terhadap masyarakat adat yang sedang mempertahankan hak-hak konstitusinya.

“Masyarakat adat itu bukan residivis, tetapi mereka memperjuang hak atas tanah. Mereka harus dilindungi, bukan malah dikriminalisasi,” ujarnya.

“Tidak ada musuh di sini. Jadi tidak perlu bawa aparat bersenjata lengkap. Jadinya kehadiran mereka bukan untuk melindungi, tetapi menakut-nakuti masyarakat adat,” lanjutnya.

Baca juga: Masyarakat Adat Bersitegang dengan Petugas dan Aparat di Lokasi Pembangunan Waduk Lambo

Ia pun meminta Kapolda NTT segera menarik aparat keamanan dari tanah Rendu Butowe tersebut, karena ia menganggap tidak ada situasi darurat yang menganggu keamanan dan ketertiban di wilayah itu.

“Aparat Brimob yang datang ini cenderung anarkis dan brutal kepada masyarakat adat. Kami minta Polda NTT tarik mereka ini. Kami ingin hidup tenang di atas tanah warisan leluhur,” pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nansianus Taris | Editor : Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi Sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi Sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com