MBAY, KOMPAS.com – Penolakan masyarakat adat di sekitar lokasi pembangunan Waduk Lambo di Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, NTT, terus bergulir.
Masyarakat adat pun bersitegang dengan petugas dari Balai Wilayah Sungai NT II dan Brimob bersenjata lengkap di lokasi milik Suku Ebudai, di Boazea, Desa Labolewa, Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Masyarakat Adat Adang Petugas dan Aparat yang Hendak Ukur Lahan Pembangunan Waduk Lambo di Nagekeo
Aparat membongkar paksa pagar kayu yang dibuat warga pada beberapa hari sebelumnya.
Melihat aksi dari petugas dan Brimob tersebut, masyarakat adat berteriak supaya petugas menghentikan pembongkaran pagar.
Mereka juga melarang petugas melakukan pengukuran lahan.
Dalam video yang diterima Kompas.com, tampak masyarakat adat bersitegang dengan aparat yang membongkar paksa pagar kayu di lokasi pengukuran waduk.
Meski masyarakat adat terus berteriak kencang, aparat tetap membongkar pagar. Adu mulut pun terjadi antara kedua belah pihak.
“Di sini sudah dilakukan ritual adat. Tidak boleh ukur. Ini tanah masyarakat adat. Jangan main paksa. Tidak boleh begini. Hargai masyarakat adat,” teriak salah seorang warga di video itu.
Baca juga: Tolak Lokasi Pembangunan Waduk Lambo, Masyarakat Adat Tawarkan 2 Tempat Alternatif di Nagekeo
Seorang petugas berbaju merah yang mengaku sebagai pelaksana membentak masyarakat setempat dan meminta mereka mendengarkan dirinya.
Namun, ia dibentak balik oleh warga setempat.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 21 September 2021
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.