Perpaduan rasa tawar dari keladi tumbuk, sedikit rasa asap dan pedas dari ikan suir, gurihnya sayur pakis lodeh, dan asamnya sambal menciptakan rasa yang unik.
Baca juga: Icip-icip Makanan Khas Papua, Keladi Tumbuk
Udang selingkuh adalah hidangan yang sering dijumpai di Wamena. Udang ini memiliki habitat di Sungai Baliem.
Diberi nama udang selingkuh karena udang ini memiliki capit seperti kepiting.
Udang selingkuh sendiri sebenarnya termasuk jenis lobster air tawar yang termasuk golongan crayfish atau udang karang. Udang selingkuh ini termasuk dalam genus Cherax.
Tekstur daging udang selingkuh mirip seperti lobster, padat, lembut dan berserat serta sediki manis.
Biasanya udang selingkuh diolah dengan cara digoreng atau direbus. Namun sering juga dibumbu saus asam manis.
Baca juga: Cicipi Hidangan Udang Selingkuh Khas Sungai Baliem Papua
Masyarakat suku Kamaro meyakini bahwa ulat sagu adalah makanan yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi.
Umumnya ulat sagu banyak di temukan di batang sagu yang tua atau lapuk. Oleh masyarakat setempat, makanan dengn bahan utama ulat sagu disebut manggia.
Baca juga: Apa Rasanya Makan Ulat Sagu Hidup-hidup di Raja Ampat?
Rasa dari makanan unik khas Timur ini pada awalnya tawar.
Namun belakangan sudah mulai bervariasi dengan gula untuk mendapatkan cita rasa manis. Serta dimodifikasi dengan penambahan bahan-bahan seperti kacang, kelapa dan gula ke dalam komposisinya.
Teksturnya keras dan bisa dinikmati dengan dicampur atau dicelupkan ke air supaya lebih lunak.
Masyarakat sekitar biasa menikmati kue ini bersama secangkir teh atau kopi hangat sambil bersantai di sore hari..
Sagu lempeng mampu bertahan lama, hal ini dikarenakan kue ini melalui proses pengawetan dengan pemanasan.
Baca juga: Desa Wisata Kampung Yoboi Papua, Tempat Wisata Sagu dan Budaya