GRESIK, KOMPAS.com - Beragam analisis sempat muncul, setelah muncul temuan yang diduga petirtaan atau kolam pemandian era Kerajaan Majapahit.
Temuan diduga petirtaan itu berlokasi di Dusun Rejosari, Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom, Gresik.
Menurut warga desa setempat, lokasi penemuan dulunya merupakan sendang.
Baca juga: Mencicipi Nasi Krawu, Makanan Khas Gresik yang Justru Berasal dari Perantau
Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik Khairil Anwar mengungkapkan, dirinya tidak menyangsikan bila temuan tersebut berasal dari zaman Kerajaan Majapahit.
Hal itu diketahui setelah dirinya melihat struktur bebatuan bata kuno yang ada di lokasi.
"Kalau saya melihatnya itu lebih pada drainase, seperti kanal air, yang dulunya dibuat untuk irigasi pertanian di kawasan setempat. Sebab kalau petirtaan itu kan lebih pada mata air yang disucikan, seperti yang ditemukan di Mojokerto," ujar Khairil saat dihubungi, Rabu (15/9/2021).
Selain itu, tidak jauh dari lokasi, sudah pernah ditemukan batu bata kuno yang tertata rapi.
Tepatnya di lereng perbukitan Desa Kepuhklagen, Kecamatan Wringinanom, pada 2011 silam.
"Melihat karakter batu bata yang ditemukan, kita berani menyebut bila itu tinggalan zaman Majapahit. Apalagi 10 tahun lalu di Desa Kepuhklagen kan sudah pernah ditemukan batu bata kuno, yang itu merupakan dari era Majapahit," ucap Khairil.
Baca juga: GNI Gresik, Saksi Bisu Sejarah, Simbol Gotong Royong Masyarakat yang Sempat akan Dibongkar
Khairil menuturkan, mulanya warga dan Pemdes setempat berinisiatif untuk membangun wisata desa di lokasi.
Mereka kemudian mendatangkan alat berat, untuk mengeruk lokasi yang rencananya bakal dibangun menyerupai kolam.
"Jadi teman-teman dan warga ingin membangun desa wisata, di situ (lokasi temuan) akan digunakan sebagai wahana seperti kolam. Ketika alat berat melakukan pengerukan, terangkatlah bebatuan itu," kata dia.
Baca juga: Cegah Kebakaran Seperti Lapas Tangerang, Ini yang Dilakukan Rutan Gresik