Pada tanggal 1 Agustus, siswa itu sempat mempertanyakan kekurangan administrasi yang harus dipenuhi, dan pada tanggal 16 Agustus siswa bersama orangtuanya pergi ke sekolah untuk melunasi kekurangan administrasi sekolah.
“Totalnya administrasi yang belum dibayar Rp 2.337.000,” kata dia.
Sebelum melunasi kekurangan administrasi sekolah, orangtua siswa sempat mengeluhkan banyaknya pembayaran yang harus dilunasi.
Tutut selaku pihak sekolah mengaku banyaknya tunggakan yang harus dibayar karena siswa masih memiliki tunggakan pembayaran seragam sekolah saat duduk di kelas 10 sebesar Rp 837.000.
Kemudian, kekurangan iuran komite kelas 10 sebesar Rp 750.000 serta tambahan biaya sampul ijazah dan fotokopi Rp 100.000.
Selanjutnya, pembayaram album kelulusan Rp 100.000 serta sejumlah tunggakan pembayaran lainnya sehingga jmlah totoal mencapai Rp 2.337.000.
Baca juga: Berawal dari Patroli Drone, TNI Gempur KKB dan Kuasai Markasnya, Ini yang Ditemukan
"Tanggal 16 Agustus kemarin sudah dilunasi, tapi tiba-tiba orangtua V keluar sekolah sementara ijzah tidak diambil, hingga ada berita sekolah menahan ijazah siswa,” ucap Tutut.
Saat ini, pihak sekolah berusaha meminta klarifikasi kepada orangtua siswa terkait beredarnya pemberitaan adanya penahan ijazah siswa sekolah.
Lahuli mengaku pihak sekolah memberikan kelonggaran kepada orangtua siswa yang tidak mampu untuk mengajukan surat keterangan tidak mampu jika mengalami kesulitan pembayaran.
“Kami persilakan bagi yang tidak mampu untuk mengajukan surat keterangan tidak mampu, kami akan bantu. Tapi, selama ini tidak ada pengajuan tersebut,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.