Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Reti Iyang, Kuburan Batu Megalitikum dengan Relief Ikan di Sumba Timur dan Kisah Umbu Mehanguru Mehataku

Kompas.com - 21/08/2021, 06:30 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Keunikan kubur milik Umbu Mehanguru Mehataku

Hampir semua kubur batu megalitikum di Kabupaten Sumba Timur berada di tengah pemukiman warga.

Namun, kubur milik Umbu Mehanguru Mehataku berada di tengah hutan.

Pada zaman dahulu, hutan tersebut merupakan kampung yang menjadi tempat tinggal warga Suku Tabundung.

"Uniknya, kuburan ini terdapat di bawah pohon beringin. Akar dari pohon beringin ini, sebagiannya tumbuh ke dalam tanah dan sebagian lagi menutupi atau menyelubungi kuburan Umbu Mehanguru Mehataku. Seakan-akan akar dari pohon beringin tersebut melindungi kuburan itu," ungkap Yudi.

Kemudian, terdapat sejumlah tiang rumah  adat yang masih berdiri kokoh di lokasi itu. Tiang tersebut berupa batang kayu yang sudah keras.

Selain tiang rumah, ada juga sekitar puluhan kubur batu megalitikum di sana.

"Relief ikan itu bagian dari motif kuburan bagi Umbu Mehanguru Mehataku. Motif tersebut khusus bagi seseorang yang memiliki tautan sejarah masyarakat tradisional," kata Yudi.

"Dipakai relief ikan karena ada hubungannya dengan Ritual Karaki di wilayah sana, yaitu di Desa Wahang, Kecamatan Pinupahar," Yudi menambahkan.

Baca juga: Sebuah Gudang di RSUD Umbu Rara Meha Sumba Timur Ludes Terbakar

Ritual Karaki

Kata Karaki berasal dari ungkapan "Wiri Bara Rau Karaki” yang dimaknai sebagai perintah leluhur untuk tidak melakukan kegiatan apa pun dalam masa tertentu, terutama mengambil hasil alam.

Bagi masyarakat Desa Wahang dan sekitarnya, salah satu wujud penghormatan kepada Sang Pencipta adalah dengan melaksanakan Ritual Karaki.

Karaki adalah sebuah bentuk kearifan lokal tentang pelestarian lingkungan. Prosesi Ritual Karaki dimulai sejak tanggal 31 Desember hingga Maret.

Pada periode tersebut seluruh masyarakat dilarang untuk mengambil hasil alam.

Mereka berpantang untuk makan dari hasil kebun, mengambil hasil laut, dan tidak diperkenankan untuk menggelar adat perkawinan.

"Pada masa tersebut, para tokoh adat melakukan berbagai persiapan seperti sirih pinang, babi, kambing, ayam, tali yang terbuat dari kulit kayu serta daun kelapa, dan lain-lain," jelas Yudi.

Setelah itu, masyarakat melalui petunjuk tokoh adat diperbolehkan untuk menangkap ikan pada saat yang telah ditetapkan menurut perhitungan bulan.

"Pada hari pelaksanaan yang ditentukan melalui perhitungan bulan purnama itu tiba, para ratu (pemimpin ritual) melakukan prosesi hamayang (ritual adat) yang menandakan berakhirnya larangan tersebut," ungkap Yudi.

Baca juga: Monumen Bajra Sandhi: Merawat Ingatan Perjuangan Kemerdekaan RI di Bali

Tahapan prosesi itu dimulai dengan hamayang di Desa Wahang. Hal itu ditandai dengan pemotongan hewan kurban, biasanya ayam.

Setelah itu, masyarakat dan para pemimpin ritual menuju ke lokasi Karaki di pinggir laut.

Mereka menyimpan sirih pinang (banjal pahappa) di beberapa tempat tertentu sebagai wujud penghormatan kepada leluhur.

Kemudian, ada kegiatan menjala ikan di tempat yang telah ditentukan (waikaba).

Hasil ikan yang terbaik dari tangkapan pada saat itu akan diberikan kepada para ratu untuk selanjutnya dipersembahkan kepada leluhur.

"Keesokkan harinya, para ratu mempersiapkan tali cukup panjang dan pada jarak tertentu (pada tali tersebut) diikat daun kelapa yang masih muda untuk dibentangkan melingkar sepanjang area penangkapan ikan," jelas Yudi.

Kemudian dilakukan hamayang dengan media berupa telur ayam, ayam, kambing, dan babi.

Para ratu akan memprediksi hasil tangkapan dengan melihat kondisi hati hewan kurban tersebut.

Selanjutnya, masyarakat diperkenankan untuk menangkap ikat pada saat air laut surut dan setelah mendapat ijin dari para ratu.

Baca juga: Jejak dr Soetomo di Desa Ngepeh Nganjuk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com