Ia menambahkan, ada tiga kasta masyarakat berdasarkan keturunan di Sumba Timur.
Ketiganya meliputi Maramba (raja atau bangsawan), Kabihu (suku bangsawan sebagai penopang Maramba), dan Ata (pembantu atau abdi dalam keluarga Maramba).
Reti iyang
Dalam dialek setempat, reti berarti kubur dan iyang adalah ikan. Reti iyang dapat diartikan sebagai kuburan dengan relief ikan.
Adapun, reti iyang terdapat di Desa Praingkareha, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
"Kubur atau makam dengan relief ikan merupakan kuburan seorang leluhur atas nama Umbu Mehanguru Mehataku. Beliau adalah salah satu bangsawan di wilayah Mahu-Karera hingga Tabundung," kata Yudi.
Selain kuburan milik Umbu Mehanguru Mehataku, ada juga kuburan lain di sekitar lokasi tersebut yang memiliki relief ikan.
Yudi menuturkan, Umbu Mehanguru Mehataku adalah bagian dari cerita rakyat bersama Umbu Pahar dan Rambu Niwa.
Baca juga: Terdapat 1.073 Kasus Aktif Covid-19 di Sumba Timur, 14 Pasien Meninggal dalam Sepekan
Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan Kecamatan Tabundung, Umbu Manggana membenarkan hal tersebut.
Umbu Manggana juga merupakan warga Kampung Praureha, Desa Praingkareha, Tabundung dan mengklaim dirinya adalah anggota Suku Tabundung.
"Kalau menurut cerita orangtua, kami ini adalah generasi sekitar ke-15 atau ke-16 (dari keturunan Umbu Mehanguru Mehataku)," kata Umbu.
"Kuburan (reti iyang) itu ada di tengah hutan. Itu dulunya kampung besar yang dihuni oleh Suku Tabundung, namanya Kampung Praibakul," ujar Umbu lagi.
Saat ini, hutan tersebut masuk dalam kawasan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (TN Matalawa).
Lokasi kuburan Umbu Mehanguru Mehataku berada di selatan Kampung Praureha, Desa Praingkareha, Tabundung.
Akses menuju ke sana adalah jalan setapak dan pengunjung harus berjalan kaki agar bisa memasuki tempat tersebut.
Baca juga: Jojong Dao dan Latung, Makanan Tradisional Warga Manggarai yang Terancam Punah