Dengan mengabaikan batas administratif antara Kota dan Kabupaten Blitar, Blitar adalah tanah pardikan yang mendapatkan sejumlah keistimewaan di masa lalu setidaknya sejak era Mataram Hindu.
Bung Karno sebagai salah satu pendiri bangsa, menurut Mbah Gudel, sudah tepat dimakamkan di wilayah di mana raja-raja besar kerajaan Kediri, Tumapel atau Singhasari, dan Majapahit didarmakan pada candi-candi yang ada di Blitar.
Terlebih, pendiri Kerajaan Majapahit yang dikenal dengan Raden Wijaya, diyakini didarmakan abunya di Candi Simping yang ada di wilayah Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Pandangan serupa disampaikan Amang, pecinta dan pegiat seni dan budaya Jawa itu mengatakan, sebuah kebetulan posisi Makam Bung Karno hampir persis berada di tengah-tengah antara Candi Simping di selatan dan Candi Penataran di utara.
Baca juga: Blitar Bumi Bung Karno: Ke Haribaan Ibunda, Soekarno Pulang (Bagian 1)
Selain itu, katanya, posisi Makam Bung Karno berada satu garis lurus yang sama antara kedua candi tersebut.
"Dan jarak dari Makam ke Candi Penataran di sebelah utara kurang lebih sama dengan jarak antara Makam ke Candi Simping di selatan," kata Amang yang pada masa mudanya aktif di organisasi kepemudaan di bawah Partai Nasionalis Indonesia itu.
Amang menyimpulkan, kebesaran Bung Karno, terlepas dari segala kekurangannya sebagai manusia, menemukan tempatnya di Blitar meski mungkin hal itu tidak disadari sebelumnya oleh Soeharto saat memilih Blitar sebagai pemakamannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.