KOMPAS.com - Foto Candi Lor dibalut kain merah putih yang ada di Nganjuk, Jawa Timur, viral di media sosial.
Namun pemasangan kain merah putih di badan candi menimbulkan kekhawatiran warga karena kondisi bata bangunan candi tersebut sangat rapuh.
Apalagi untuk memasang kain merah putih yang cukup besar, seseorang harus memanjat bangunan candi tersebut yang kemungkinan bisa merusak struktur candi.
Hal tersebut disampaikan Sukadi, pegiat sejarah dari Komunitas Pecinta Sejarah Nganjuk. Ia mengatakan hanya dengan sedikit sentuhan dan gesekan, batu bata candi tersebut bisa ambrol.
“Melihat pemandangan kain merah putih dibalutkan pada tubuh Candi Lor rasanya miris sekali. Bangga dengan warna merah putih, tapi miris ketika melihat bangunan Candi Lor dipanjat saat memasang kain yang begitu besar,” kata Sukadi.
Padahal menurut dia, pemerintah setempat sebelumnya sudah membuat tulisan larangan untuk memanjat bangunan candi.
Baca juga: Respons BPCB Jatim soal Badan Candi Lor Dibalut Kain Merah Putih
“Pemerintah melalui Dinas Pariwisata sudah memberi tulisan dilarang memanjat karena memang kondisinya sudah mengkhawatirkan. Kalau menurut saya, kegiatan seperti itu bukan nguri-uri budaya bangsa, justru mempercepat kerusakan,” tuturnya.
Ia mengatakan jika akan melakukan kegiatan sebaiknya dilakukan di sekitar bangunan sehingga tidak mengancam keselamatan situs.
“Alangkah baiknya kegiatan cukup dilakukan di bawah candi atau sekitaran, agar tidak menambah kekhawatiran. Pemda Nganjuk segera bertindak untuk Cand Lor agar bebas dari kegiatan yang mengancam keselamatan situs,” pintanya.
Baca juga: Heboh Badan Candi Lor Peninggalan Mpu Sindok Dibalut Kain Merah Putih, Warga: Rapuh, Bisa Ambrol
Bangunan candi yang sudah rusak parah tersebut terdiri dari tumpukan bata yang menyerupai kerucut. Oleh warga sekitar, candi tersebut dinamai Candi Boto karena terdiri dari tumpukan batu bata.
Candi Lor didirikan oleh raja pertama Kerajaan Medang atau Mataram Hindu periode Jawa Timur yakni Mpu Sindok.
Baca juga: Candi Lor, Peninggalan Mpu Sindok Dalam Cengkeraman Akar Pohon
Diperkirakan candi tersebut ada sejak 937 masehi dan dibangun untuk memperingati kemenangan Mpu Sindok saat melawan tentara Melayu dari Wangsa Sailendra.
Perang tersebut terjadi antara 928 sampai 929 di sekitar Anjuk Ladang. Hal tersebut berdasarkan penemuan jayastamba atau tugu kemenangan di sekitar Candi Lor.
Saat perang, penduduk sipil Anjuk Ladang membantu Mpu Sindok. Sehingga saat mereka menang, Mpu sindok membangun Wangsa Isyana di Tamlang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.