Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Candi Lor Dibalut Kain Merah Putih, Kepala BPBD Nganjuk: Enggak Usah Khawatir, Kami Sudah Hati-hati

Kompas.com - 15/08/2021, 13:08 WIB
Usman Hadi ,
Dony Aprian

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Abdul Wakid angkat bicara mengenai polemik pemasangan kain merah putih di badan Candi Lor Nganjuk.

Wakid memastikan bahwa proses pemasangan kain merah putih tersebut sesuai dengan prosedur dan penuh kehati-hatian.

“Jadi kalau kaitannya dengan kerusakan, enggak usah khawatir, kami juga sudah berusaha sangat hati-hati,” jelas Wakid saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/8/2021).

Baca juga: Heboh Badan Candi Lor Peninggalan Mpu Sindok Dibalut Kain Merah Putih, Warga: Rapuh, Bisa Ambrol

Ia mengeklaim tidak ada kerusakan berarti pada bata Candi Lor usai pemaangan kain merah putih.

“Kami juga memaklumi karena ini (inventarisasi) cagar budaya, saya juga pernah (berdinas) di Dinas Pariwisata jadi sangat memahami,” lanjut dia.

Wakid melanjutkan, pemasangan kain merah putih itu sebenarnya bagian dari kegiatan "Ngruwat Bumi Anjuk Ladang Menuju Nusantara Jaya”.

Kegiatan tersebut diadakan oleh Yayasan Keraton Mpu Sindok Jayastamba.

Sementara BPBD, lanjut Wakid, memutuskan untuk bergabung dengan kegiatan tersebut.

“Kami ikut kegiatan ini untuk doa bersama dalam rangka agar penyebaran Covid-19 ini biar segera berakhir. Kegiatan ini dari yayasan yang sudah dilakukan setiap tahun, dan kami dulu juga pernah hadir,” sambung Wakid

Ia memastikan, kegiatan tersebut tidak ada kaitan dengan kepentingan pribadi, politik, maupun golongan.

Baca juga: Respons BPCB Jatim soal Badan Candi Lor Dibalut Kain Merah Putih

Kegaiatan ruwatan itu, lanjutnya, hanya bertujuan untuk doa bersama agar warga terhindar dari Covid-19.

“Ini murni doa untuk mendoakan kepada seluruh masyarakat yang ada di Nganjuk khususnya, dan umumnya masyarakat yang ada di seluruh Indonesia agar segera terhindar dari virus Covid-19 ini,” sebutnya.

Terapkan Prokes Ketat

Kegiatan ruwatan yang diadakan Yayasan Keraton Mpu Sindok Jayastamba tersebut sedianya digelar hari ini, Minggu (15/8/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.

Wakid memastikan kegiatan tersebut bakal digelar dengan protokol kesehatan (prokes) ketat.

“Kalau kaitannya dengan kerumunan ya enggak. Wong doa ini maksimal 20 orang, 20 orang itu maksimal,” ungkap Wakid.

“Kemarin juga sudah kita semproti dengan disinfektan. Terus nanti juga kita siapkan untuk hand sanitizer. Jadi jangan khawatir, saya sendiri juga orang Satgas juga paham kaitannya dengan protokol kesehatan ini,” pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, kondisi badan Candi Lor yang terbalut kain merah putih viral di media sosial (medsos). Di antara yang mengunggah kondisi Candi Lor terbalut kain merah putih ialah akun @cerita_nganjuk di instagram.

Tak hanya di instagram, rupanya kondisi Candi Lor terbalut kain merah putih juga ramai dibahas warganet di facebook. Adalah akun @Sukadimr Sukadi yang postingannya viral.

Akun @Sukadimr Sukadi ialah milik pegiat sejarah dari Komunitas Pecinta Sejarah Nganjuk, Sukadi.

Pemasangan kain merah putih di badan Candi Lor menuai kontroversi, karena proses pemasangannya yang dilakukan dengan cara memanjat bata Candi Lor dianggap bisa mengencam kelestarian candi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com