Delapan tahun setelah peperangan tersebut, Mpu Sindik memindahkan pusah pemerintahan dari Tamlang ke Watugaluh yang sama-sama berada di timur Sungai Brantas.
Baca juga: Edarkan Sabu-sabu, Oknum Perangkat Desa di Nganjuk Digerebek Polisi
Kawasan tersebut diduga berada di wilayah Jombang.
“Nah, delapan tahun kemudian baru diberikan hak sima swatantra kepada rakyat kakatikan di Anjuk Ladang tahun 937 masehi, delapan tahun setelah penobatan (Mpu Sindok menjadi raja),” ungkap Sukadi.
Mpu Sindok juga memerintahkan agar dibangun Candi Lor di Anjuk Ladang, yang sekarang masuk Desa Candirejo Nganjuk. Kompleks Candi yang dibangun luasnya diperkirakan mencapai 82-92 hektare.
Ratusan tahun berlalu, Candi lor hanya menyisakan tumpukan batu bata merah yang masih berdiri karena ditopang akar pohon kepuh berukuran besar.
Baca juga: Jejak dr Soetomo di Desa Ngepeh Nganjuk
Warga sekitar meyakini pohon kepuh di atas candi itu berusia ratusan tahun.
Akar pohon inilah yang menopang bangunan, menjalar dan mencengkeram bagian selatan badan candi.
Diperkirakan akar pohon tersebut menajdi salah satu faktor bangunan inti Candi Lor masih bertahan.
Sukadi juga mengatakan jika keberadaan Candi Lor itu pernah dicatat oleh Thomas Stamfford Raffles, Gubernur-Letnan Hindia Belanda yang memerintah tahun 1811 hingga 1816.
Baca juga: Mengenal dr Soetomo, Pahlawan Kemerdekaan Kelahiran Nganjuk
Kegiatan tersebut diadakan oleh Yayasan Keraton Mpu Sindok Jayastamba dan BPBD Nganjuk memutuskan untuk bergabung dengan kegiatan tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Abdul Wakid mengatakan proses pemasangan kain merah putih tersebut sesuai dengan prosedur dan penuh kehati-hatian.
Baca juga: Guru Agama di Nganjuk Cabuli Muridnya Sejak Kelas 5 SD
Ia mengklaim tidak ada kerusakan berarti saat pemasangan kain merah putih di badan cando.
“Jadi kalau kaitannya dengan kerusakan, enggak usah khawatir, kami juga sudah berusaha sangat hati-hati,” jelas Wakid saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/8/2021).
“Kami juga memaklumi karena ini (inventarisasi) cagar budaya, saya juga pernah (berdinas) di Dinas Pariwisata jadi sangat memahami,” lanjut dia.